Langsung ke konten utama

3 Hasil Penelitian Independen Schneider Electric Terkait Aksi Sustainability Industri

Penelitian Schneider Electric terkait aksi sustainability perusahaan di seluruh dunia

Hi moms!

Pemimpin transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasiSchneider Electric melakukan studi bekerja sama dengan tiga firma riset independen yang berfokus pada aspek sustainability dalam operasional teknologi informasi dan data center.

Hasil dari ketiga studi tersebut mengungkapkan terjadinya kesenjangan antara niat dan tindakan di mana sebagian besar industri masih dalam tahap awal perjalanan sustainability-nya.

Tiga studi diselenggarakan, secara terpisah, oleh analis industri terkemuka, yaitu: 451 Research (bagian dari S&P Market Intelligence), Forrester Consulting, dan Canalys.

Baca juga: Schneider Electric Indonesia Raih Penghargaan Subroto Bidang Efisiensi Energi dari Kementerian ESDM

Mereka mengumpulkan data dari hampir 3.000 responden global, termasuk penyedia colocation dan cloud terbesar, penyedia solusi teknologi informasi, serta profesional teknologi informasi di berbagai segmen dan ukuran organisasi.

Studi 451 Research mengungkapkan dilema antara persepsi-versus-realitas di mana mayoritas responden merasa bahwa program sustainability mereka lebih maju daripada realitasnya. Hasil evaluasi menunjukkan 48 persen responden tidak sesuai dengan jawaban sebelumnya.

Sementara itu, Studi Forrester Consulting yang berfokus pada colocation menemukan bahwa 73 persen responden melaporkan sustainability sebagai prioritas bisnis kedua terpenting bagi mereka secara keseluruhan, tetapi hanya 33 persen yang mengatakan organisasi mereka telah membuat rencana strategi sustainability-nya.

Baca juga: Upaya Transformasi Jaringan Listrik Pintar di Indonesia

Di lain sisi, Penelitian Canalys mengungkapkan bahwa mitra IT Channel mulai berinvestasi dalam strategi sustainability, tetapi masih berjuang untuk menerjemahkan investasi ke dalam suatu tindakan dan tidak memiliki jawaban yang jelas tentang bagaimana mencapai tujuan tersebut.

Dari 61 persen responden mengatakan telah memiliki personel yang didedikasikan untuk sustainability, hanya sepertiga yang telah menetapkan target environmental, social and governance (ESG).

Senior Vice President, Secure Power Division, International Operations for Schneider Electric Natalya Makarochkina  mengatakan, studi menunjukkan bahwa ada kesenjangan aksi sustainability di sektor data center dan teknologi informasi, niat belum berbanding lurus dengan aksi.

Baca juga: Inisiatif Schneider Electric dalam Program Partnering for Sustainability

“Tentu saja, para profesional teknologi informasi memahami dan telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi isu sustainability. Namun, langkah mereka belum diimbangi dengan rencana aksi sustainability yang komprehensif dan didukung oleh target terukur untuk menciptakan perubahan yang diperlukan untuk mengatasi krisis iklim. Ketiga studi independen tersebut mengungkapkan kesenjangan antara aksi sustainability dan ini merupakan tantangan kolektif yang harus diatasi,” kata Natalya.

Memahami perkembangan inisiatif sustainability di industri

Schneider Electric menyelenggarakan tiga studi independen, yang dirancang untuk membantu industri lebih memahami kematangan inisiatif sustainability-nya. Berikut adalah ringkasan dari setiap studi dengan sampel hasil dan tautan ke versi lengkap:

1. Hasil Studi 451 Research: Sustainability at the Edge – The Gap between Enterprise Plans and Sustainability Programs for Core and Distributed IT. 

Studi ini menyurvei lebih dari 1.150 perusahaan menengah dan besar di seluruh dunia yang mewakili lebih dari 20 vertikal dan upaya sustainability mereka dengan sumber daya teknologi informasi terdistribusi.

Analis menemukan banyak perusahaan merasa sudah lebih jauh dalam perjalanan sustainability-nya daripada realitasnya. Pendorong utama aksi sustainability mereka adalah nilai bisnis perusahaan dengan mulai mengukur penggunaan energi, lalu berkembang ke metrik dan pengukuran sustainability lainnya.

Tantangan terbesar dalam perjalanan sustainability mereka antara lain optimalisasi penggunaan energi, diikuti dengan memperoleh data dan metrik yang konsisten (untuk pemimpin/perusahaan tingkat lanjut), serta kekurangan staf terampil (untuk organisasi pemula).

2. Studi Forrester Consulting: Reimagine Colocation Strategy With Sustainability Front of Mind. 

Para peneliti menyurvei 1.033 pengambil keputusan sustainability global di penyedia colocation di seluruh dunia dengan tujuan mengeksplorasi aspek pendorong sustainability di industri penyedia colocation.

Studi ini juga mengeksplorasi tantangan utama bagi pemain colocation dan di mana mereka berinvestasi paling banyak dalam hal teknologi.

Studi tersebut menemukan bahwa mayoritas organisasi belum memiliki strategi komprehensif atas program sustainability-nya dan hanya 33 persen yang mengatakan bahwa organisasi mereka telah membuat rencana sustainability yang strategis.

Hal ini menunjukkan bahwa industri ini masih berada di awal perjalanan sustainability-nya. Studi ini juga mengungkapkan bahwa kunci dari keberhasilan sustainability adalah menemukan mitra yang tepat untuk membantu keberhasilan organisasi.

3. Canalys: How can partners develop sustainability strategies? 

Penelitian ini berusaha memahami kesiapan ekosistem mitra IT Channel global dalam perjalanan sustainability dengan menyurvei 500 Penyedia Solusi teknologi informasi. Studi ini mendefinisikan kesiapan dan peran mitra IT Channel dalam ekosistem yang lebih luas.

Canalys menemukan bahwa 60 persen dari responden telah mendedikasikan sumber daya ESG dan 40 persen mengharapkan pendapatan dari solusi sustainability.

Menurut eBook, meskipun mitra IT Channel telah berinvestasi dalam strategi sustainability, mereka masih berjuang untuk menerjemahkannya ke dalam aksi..

Dukungan Schneider Electric untuk upaya sustainability

Untuk membantu perusahaan di berbagai sektor industri di seluruh dunia mewujudkan aksi  sustainability mereka, Schneider Electric meluncurkan produk, software, dan solusi komprehensif. Berikut beberapa di antaranya.

1. Schneider Electric menyediakan lebih dari 2.000 konsultasi sustainability dari untuk mendukung kustomer  menetapkan target, membangun strategi sustainability, pengadaan energi terbarukan, mengevaluasi opsi energi, mendekarbonisasi rantai pasokan, dan meningkatkan efisiensi dalam operasional.

2. Sustainable Performace by Design  – Schneider Electric memanfaatkan EcoDesign, sebuah program yang menanamkan kinerja berkelanjutan pada siklus proses desain produk. Produk yang memiliki kinerja lingkungan yang tinggi akan memperoleh label Green Premium.

3. Portofolio Data Center Infrastructure Management (DCIM) for Sustainability - EcoStruxure IT, portofolio software dan layanan yang komprehensif untuk data center, hybrid teknologi informasi, dan infrastruktur edge computing, yang memungkinkan pemantauan dan pengelolaan jarak jauh yang aman, perencanaan, dan pemodelan, serta membantu perusahaan mengatasi tantangan sustainability.

4. Sustainability melalui kemitraan masa depan - ekosistem terpadu yang kolaboratif dari penyedia solusi teknologi informasi yang menyederhanakan penerapan dan pengelolaan solusi teknologi informasi di tepi bagi kustomer.

5. Memprioritaskan sustainability untuk mitra melalui mySchneider – dengan akses ke Portal Desain, mitra dapat merancang untuk kemudahan servis, merancang sistem teknologi informasi yang efisien dari jarak jauh dan menawarkan produk inovasi kepada pelanggan yang sesuai dengan ketentuan terkait lingkungan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghindari Kebakaran Rumah dengan Teknologi Smart Home

Hi moms! Momen pergantian tahun 2022 ke 2023 terasa berbeda dibandingkan perayaan dua tahun terakhir yang terbatas akibat pandemi Covid-19. Badan Kebijakan Transportasi (Baketrans) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi, potensi pergerakan masyarakat yang bepergian pada liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022 mencapai lebih dari 16 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 44,17 juta orang. Jumlah tersebut melonjak dua kal i lipat dibandingkan tahun lalu. Besarnya jumlah orang yang bepergian meninggalkan rumah menjadi perhatian khusus bagi keamanan tempat tinggal. Baca juga:  3 Hasil Penelitian Independen Schneider Electric Terkait Aksi Sustainability Industri Salah satu insiden yang kerap menjadi momok adalah kebakaran rumah. Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta mencatat, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, terdapat sekitar 8.004 peristiwa kebakaran di Jakarta. Distribution  Business Vice President of Schneider Electri

98 Persen Perusahaan Indonesia Telah Menetapkan Target Sustainability

Hi moms! Schneider Electric , p emimpin transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasi,   merilis hasil temuan  Survei Sustainability Tahunan  yang diselenggarakan di 9 negara di Asia,  meliputi Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Hasil survei tersebut menemukan 98 persen responden Indonesia menyatakan bahwa perusahaan mereka telah menetapkan target keberlanjutan ( sustainability ). Hanya saja, sebagian dari target yang dicanangkan merupakan target jangka pendek (kurang dari 4 tahun). Baca juga:  Elektrifikasi Jadi Solusi Sektor Tambang Mengurangi Jejak Karbon Meskipun hampir seluruh responden Indonesia sudah menetapkan target  sustainability , hanya 4 dari 10 pemimpin perusahaan yang menyatakan sudah melakukan aksi dan memiliki strategi  sustainability  yang komprehensif. Terlepas masih terdapat kesenjangan antara niat dan aksi, Indonesia termasuk negara yang memiliki tingkat kepercayaan yang sangat tinggi d

Elektrifikasi Jadi Solusi Sektor Tambang Mengurangi Jejak Karbon

Hi moms! Industri pertambangan memainkan peran penting dalam perekonomian global dan merupakan penggerak utama transisi energi global. Namun, sektor ini masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil, seperti solar, untuk menggerakkan peralatan dan operasinya. Industri pertambangan bertanggung jawab atas sekitar 4-7 persen emisi karbon global. Peralatan dan operasional bertenaga diesel menyumbang sebagian besar emisi ini. Data International Council on Mining and Metals (ICMM) menunjukkan, 30-80 persen emisi gas rumah kaca dihasilkan oleh sebuah tambang (tergantung pada geografi lokasi tambang dan material yang ditambang). Baca juga:  Schneider Electric Launching Sustainability School di Indonesia Meskipun demikian, sektor pertambangan memiliki peran vital dalam membangun dunia yang lebih berkelanjutan. Sebab, teknologi energi ramah lingkungan, seperti pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga angin, dan kendaraan listrik (EV) membutuhkan lebih banyak logam da