Langsung ke konten utama

Kapan Waktu yang Tepat untuk Mengganti UPS?

Kriteria memilih UPS untuk kantor

Hi moms!

Seperti semua peralatan IT lainnya, uninterruptible power supply (UPS) memiliki masa pakai yang terbatas. Rata-rata siklus hidup UPS biasanya adalah 8-10 tahun. Baterai perlu diganti setidaknya 3x selama masa pakainya.

Tentu saja, ketika UPS mencapai akhir masa pakai, UPS harus diganti untuk mengurangi waktu henti. Dunia usaha kini dapat menghemat uang dan mengurangi jejak karbon dengan mengganti UPS ke model yang lebih berkelanjutan dan kaya fitur, khususnya di lokasi edge computing.

Model UPS yang lebih baru menawarkan banyak keuntungan, seperti lebih kecil, lebih ringan, dan dilengkapi dengan baterai yang memiliki masa pakai lebih lama.

Baca juga: Bagaimana Skema Kredit Karbon yang Dilakukan Indonesia?

Untuk membantu mengurangi emisi karbon, beberapa model UPS baru juga dibuat dengan bahan ramah lingkungan, termasuk logam daur ulang. Perkembangan ini penting karena semakin banyak perusahaan yang hanya membeli peralatan yang memenuhi spesifikasi lingkungan yang lebih ketat.

Selain memenuhi faktor keberlanjutan, yang menjadi semakin penting seiring dengan meningkatnya dampak buruk perubahan iklim, penggantian UPS lama juga memenuhi kebutuhan mendesak untuk mencegah downtime.

Sebagian besar organisasi melakukan pekerjaan yang baik dalam melacak kesehatan dan kinerja UPS. Namun, terkadang UPS di lokasi edge computing yang sering kali tidak memiliki staf IT di lokasi, dan unit UPS tetap berada di tempatnya ketika masa pakainya hampir habis atau bahkan sudah tidak berguna lagi.

Kriteria pemilihan UPS

Saat memilih UPS, tim IT dapat mengevaluasi dua kriteria. Pertama adalah umur unit harus sampai 10 tahun. Pertimbangan kedua adalah baterai. Setiap unit UPS memiliki baterai yang seperti disebutkan harus diganti hingga 3x.

Namun, model yang lebih baru memiliki baterai lithium-ion yang lebih tahan lama. Hal ini berarti lebih sedikit perawatan. Perusahaan pun dapat menghindari biaya pengiriman teknisi ke daerah terpencil untuk mengganti baterai.

Hal utama yang perlu diingat, UPS melindungi infrastruktur penting dari lonjakan listrik dan masalah kualitas yang dapat merusak peralatan dan menyediakan listrik sementara selama pemadaman listrik.

Baca juga: Upaya Schneider Electric Mencari Solusi Berkelanjutan

Jika terjadi pemadaman listrik pada UPS yang tidak berfungsi lagi, perusahaan dapat kehilangan data dan mengalami kerusakan peralatan. Tentu saja, downtime bisa memakan biaya yang mahal karena hilangnya pendapatan dan berkurangnya produktivitas.

Uptime Institute baru-baru ini melaporkan bahwa dua pertiga dari seluruh pemadaman listrik memerlukan biaya lebih dari 100.000 dollar AS atau setara Rp 1,5 miliar.

1. Ukuran lebih kecil

Selain menghindari downtime, perusahaan dapat menghemat ruang rak dengan UPS baru.

Ketika perusahaan menambahkan teknologi seperti artificial intelligence (AI) dan augmented reality (AR), mereka memerlukan server yang lebih besar dengan chipset dan papan sirkuit yang lebih besar sehingga menyisakan lebih sedikit ruang untuk UPS.

Baca juga: Penuhi Standar Industri Hijau dengan Teknologi Smart Pumping

Oleh karena itu, UPS dengan tapak yang lebih kecil akan lebih disukai. Model UPS yang lebih baru berukuran lebih kecil degan menawarkan perlindungan daya yang lebih besar.

Perusahaan dapat menghemat ruang rak mulai dari 1U hingga 8U sehingga memudahkan perencanaan penerapan teknologi di masa depan.

2. Lebih berkelanjutan dan aman

Keuntungan lain dari model UPS terbaru adalah keberlanjutan dan keamanan. UPS baru lebih efisien dibandingkan model lama.

Model yang lebih efisien menghasilkan lebih sedikit panas karena dibuat dengan bahan yang dapat didaur ulang.

Bagi perusahaan dengan armada UPS yang besar, terdapat efek positif kumulatif ketika menerapkan UPS baru. Dunia usaha dapat menghemat uang untuk pendinginan dan listrik, sekaligus mengurangi jejak karbon mereka.

Tidak seperti model lama, UPS baru memiliki fitur keamanan seperti tersedia pintu dengan kunci untuk mencegah gangguan, baik disengaja maupun tidak. Keuntungan lainnya adalah interface pengguna yang dapat diprogram untuk hanya menerima kredensial individu tertentu. Hal ini juga mencegah gangguan dan mendukung kebijakan keamanan siber dan fisik.

Baca juga: 98 Persen Perusahaan Indonesia Telah Menetapkan Target Sustainability

Fitur penting lainnya adalah pemantauan dan manajemen jarak jauh. Meskipun beberapa model lama memiliki kemampuan jarak jauh, UPS baru lebih canggih.

Keberlanjutan, ukuran lebih kecil, efisiensi lebih tinggi, dan siklus hidup lebih lama menjadi kriteria model UPS terbaru yang penting untuk diperhatikan.

Inilah yang membuat Schneider Electric meluncurkan APC Smart-UPS Ultra dan Smart-UPS Modular Ultra. Unit-unit ini adalah pilihan ideal untuk menggantikan UPS lama guna memodernisasi manajemen daya.

Kedua UPS tersebut kompatibel dengan platform manajemen jarak jauh Schneider Electric yang memberikan visibilitas ke lingkungan UPS untuk melacak kinerja, meningkatkan keamanan, dan mengumpulkan data untuk pemeliharaan prediktif.

Baca juga: Elektrifikasi Jadi Solusi Sektor Tambang Mengurangi Jejak Karbon

Memiliki UPS yang memiliki kinerja terbaik sangat penting bagi operasional IT. Jika Anda belum memelihara armada UPS Anda, sekarang adalah saat yang tepat untuk melakukan penilaian.

Cari tahu unit apa yang harus diganti dan manfaatkan fitur baru yang membantu Anda menghemat uang dan bergerak menuju masa depan yang berkelanjutan. Pelajari lebih lanjut tentang perlindungan listrik yang berkelanjutan dan andal untuk bisnis Anda.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghindari Kebakaran Rumah dengan Teknologi Smart Home

Hi moms! Momen pergantian tahun 2022 ke 2023 terasa berbeda dibandingkan perayaan dua tahun terakhir yang terbatas akibat pandemi Covid-19. Badan Kebijakan Transportasi (Baketrans) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi, potensi pergerakan masyarakat yang bepergian pada liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022 mencapai lebih dari 16 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 44,17 juta orang. Jumlah tersebut melonjak dua kal i lipat dibandingkan tahun lalu. Besarnya jumlah orang yang bepergian meninggalkan rumah menjadi perhatian khusus bagi keamanan tempat tinggal. Baca juga:  3 Hasil Penelitian Independen Schneider Electric Terkait Aksi Sustainability Industri Salah satu insiden yang kerap menjadi momok adalah kebakaran rumah. Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta mencatat, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, terdapat sekitar 8.004 peristiwa kebakaran di Jakarta. Distribution  Business Vice President of Schneider Electri

98 Persen Perusahaan Indonesia Telah Menetapkan Target Sustainability

Hi moms! Schneider Electric , p emimpin transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasi,   merilis hasil temuan  Survei Sustainability Tahunan  yang diselenggarakan di 9 negara di Asia,  meliputi Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Hasil survei tersebut menemukan 98 persen responden Indonesia menyatakan bahwa perusahaan mereka telah menetapkan target keberlanjutan ( sustainability ). Hanya saja, sebagian dari target yang dicanangkan merupakan target jangka pendek (kurang dari 4 tahun). Baca juga:  Elektrifikasi Jadi Solusi Sektor Tambang Mengurangi Jejak Karbon Meskipun hampir seluruh responden Indonesia sudah menetapkan target  sustainability , hanya 4 dari 10 pemimpin perusahaan yang menyatakan sudah melakukan aksi dan memiliki strategi  sustainability  yang komprehensif. Terlepas masih terdapat kesenjangan antara niat dan aksi, Indonesia termasuk negara yang memiliki tingkat kepercayaan yang sangat tinggi d

Elektrifikasi Jadi Solusi Sektor Tambang Mengurangi Jejak Karbon

Hi moms! Industri pertambangan memainkan peran penting dalam perekonomian global dan merupakan penggerak utama transisi energi global. Namun, sektor ini masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil, seperti solar, untuk menggerakkan peralatan dan operasinya. Industri pertambangan bertanggung jawab atas sekitar 4-7 persen emisi karbon global. Peralatan dan operasional bertenaga diesel menyumbang sebagian besar emisi ini. Data International Council on Mining and Metals (ICMM) menunjukkan, 30-80 persen emisi gas rumah kaca dihasilkan oleh sebuah tambang (tergantung pada geografi lokasi tambang dan material yang ditambang). Baca juga:  Schneider Electric Launching Sustainability School di Indonesia Meskipun demikian, sektor pertambangan memiliki peran vital dalam membangun dunia yang lebih berkelanjutan. Sebab, teknologi energi ramah lingkungan, seperti pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga angin, dan kendaraan listrik (EV) membutuhkan lebih banyak logam da