Langsung ke konten utama

Schneider Electric University Buka Kesempatan Pelajar untuk Belajar Data Center secara Gratis

Schneider Electric University

Schneider Electric  menginisiasi Schneider Electric University sebagai platform pendidikan digital vendor-agnostic yang memiliki akreditasi continuing professional development (CPD).

Memang, kebutuhan tenaga kerja pada bidang data center (pusat data) terus meningkat dari tahun ke tahun.

Penelitian dari Uptime Institute Annual Data Center Survey 2021 menunjukkan, kebutuhan tenaga kerja data center secara global bertumbuh dari sekitar 2 juta karyawan pada 2019 menjadi hampir lebih dari 2,3 juta karyawan pada 2025.

Namun, 32 persen responden perwakilan perusahaan pada survei tersebut mengalami kesulitan dalam mempertahankan staf dan sekitar 47 persen kesulitan mencari kandidat yang memenuhi syarat terhadap lowongan yang tersedia.

Baca juga: 3 Tips Menjadikan Hunian Menjadi Smart Home

Bisa dibilang, merekrut dan mempertahankan tenaga kerja berkualitas dalam industri data center sedang dalam titik kritis. Padahal, sektor ini menjadi jantung ekonomi digital pada era disrupsi.

Melihat fenomena tersebut, perusahaan yang bergerak di bidang transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasi, Schneider Electric, tak tinggal diam.

Senior Vice President at Secure Power Division Schneider Electric Natalya Makarochkina mengatakan, permintaan kapasitas data center bertumbuh secara eksponensial dalam beberapa tahun terakhir.

Bahkan, angkanya mencapai rekor tertinggi seiring dengan percepatan digitalisasi dan adopsi cloud.

Baca juga: Setelah Bekasi, Schneider Electric Kunjungi Medan untuk Promosikan Lingkungan Sekolah Hijau

Namun, kekurangan keterampilan di sektor data center menjadi tantangan yang signifikan dan hal ini berpotensi membawa dampak negative pada industri terkait lainnya, kata Natalya dalam pers rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (5/8/2022).

Dengan menyediakan panduan tentang teknologi terbaru dan inisiatif-inisiatif terkait sustainability, lanjutnya, Schneider Electric University menawarkan sumber daya untuk membantu menjembatani kesenjangan keterampilan.

“Caranya adalah dengan memberdayakan ekosistem bisnis, melatih kembali tenaga kerja profesional, dan melatih generasi profesional berikutnya untuk membangun data center di masa depan, ujar Natalya.

Tersedia di 180 negara

Saat ini, Schneider Electric University bisa diakses secara gratis secara daring melalui laman university.se.com.

Hingga saat ini, Schneider Electric University telah memberikan satu juta kursus kepada lebih dari 650.000 profesional data center dengan basis pengguna yang mewakili lebih dari 180 negara secara global.

“Kurikulum Schneider Electric University menjawab poin-poin utama di industri data center. Misalnya, kurikulum tentang Data Center Site Selection and Planning yang menawarkan panduan tentang cara memilih lokasi brownfield dan greenfield untuk akses energi terbarukan,” kata Natalya.

Ada juga kurikulum Alternative Power Generation Technologies yang membantu mendorong penerapan strategi energi terbarukan, pembangkit listrik di lokasi (on-site power generation), dan penggunaan teknologi, seperti microgrid. 

Baca juga: Mengenal Lebih Jauh Pabrik Pintar Schneider Electric Cikarang

Selanjutnya, terdapat kurikulum Battery Technology for Data Centers yang mengevaluasi dampak sustainability dari berbagai jenis baterai uninterruptible power supply (UPS), manfaat teknologi Lithium-Ion, dan analisis biaya lifecycle data center.

Selain itu, Schneider Electric University menyediakan berbagai kursus terbaru, seperti Optimasi Tata Letak Pendingin untuk Data Center (Optimizing Cooling Layouts for Data Center) dan Strategi Dasar Pengkabelan di Data Center (Fundamental Cabling Strategies in the Data Center).

Kemudian, kursus tentang Menguji Metode Proteksi Kebakaran di Data Center (Examining Fire Protection Methods in the Data Center) dan Dasar-Dasar Pendinginan II – Kelembaban di Data Center (Fundamentals of Cooling II – Humidity in the Data Center).

Komitmen terhadap pendidikan

Schneider Electric University mulanya bernama Data Center University. Adapun Data Center University didirikan oleh Data Center Science Center APC sebagai sumber daya gratis untuk melatih dan meningkatkan keterampilan profesional industri data center.

Kemudian, Schneider Electric melakukan akuisisi Data Center University pada 2006 dan mengubah namanya menjadi Schneider Electric University.

Setelah diakuisisi, Schneider Electric University kian berkembang dengan menawarkan lebih dari 200 kursus terkait data center, efisiensi energi, dan sustainability melalui dua kualifikasi perguruan tinggi khusus, yakni Professional Energy Manager (PEM) dan kualifikasi Data Center Certified Associate (DCCA).

Baca juga: Pada 2025, Pabrik Schneider Electric di Cikarang Manfaatkan 100 Persen Energi Terbarukan

Semua kursus tersedia dalam format modul satu jam yang dapat dilakukan secara mandiri dalam 14 bahasa. Lebih lanjut, Schneider Electric University diakui oleh 25 badan CPD industri di dunia, termasuk BICSI, Electrical Contractors Association (ECA), Engineers Ireland, dan Renewable Energy & Energy Efficiency Partnership (REEEP).

Sebagai salah satu platform pengembangan profesional khusus pertama di industri untuk data center dan manajemen energi, Schneider Electric University tetap sepenuhnya netral. Jadi, semua program tidak berpihak pada vendor mana pun (100 percent vendor-neutral).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghindari Kebakaran Rumah dengan Teknologi Smart Home

Hi moms! Momen pergantian tahun 2022 ke 2023 terasa berbeda dibandingkan perayaan dua tahun terakhir yang terbatas akibat pandemi Covid-19. Badan Kebijakan Transportasi (Baketrans) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi, potensi pergerakan masyarakat yang bepergian pada liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022 mencapai lebih dari 16 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 44,17 juta orang. Jumlah tersebut melonjak dua kal i lipat dibandingkan tahun lalu. Besarnya jumlah orang yang bepergian meninggalkan rumah menjadi perhatian khusus bagi keamanan tempat tinggal. Baca juga:  3 Hasil Penelitian Independen Schneider Electric Terkait Aksi Sustainability Industri Salah satu insiden yang kerap menjadi momok adalah kebakaran rumah. Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta mencatat, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, terdapat sekitar 8.004 peristiwa kebakaran di Jakarta. Distribution  Business Vice President of Schneider Electri

98 Persen Perusahaan Indonesia Telah Menetapkan Target Sustainability

Hi moms! Schneider Electric , p emimpin transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasi,   merilis hasil temuan  Survei Sustainability Tahunan  yang diselenggarakan di 9 negara di Asia,  meliputi Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Hasil survei tersebut menemukan 98 persen responden Indonesia menyatakan bahwa perusahaan mereka telah menetapkan target keberlanjutan ( sustainability ). Hanya saja, sebagian dari target yang dicanangkan merupakan target jangka pendek (kurang dari 4 tahun). Baca juga:  Elektrifikasi Jadi Solusi Sektor Tambang Mengurangi Jejak Karbon Meskipun hampir seluruh responden Indonesia sudah menetapkan target  sustainability , hanya 4 dari 10 pemimpin perusahaan yang menyatakan sudah melakukan aksi dan memiliki strategi  sustainability  yang komprehensif. Terlepas masih terdapat kesenjangan antara niat dan aksi, Indonesia termasuk negara yang memiliki tingkat kepercayaan yang sangat tinggi d

Elektrifikasi Jadi Solusi Sektor Tambang Mengurangi Jejak Karbon

Hi moms! Industri pertambangan memainkan peran penting dalam perekonomian global dan merupakan penggerak utama transisi energi global. Namun, sektor ini masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil, seperti solar, untuk menggerakkan peralatan dan operasinya. Industri pertambangan bertanggung jawab atas sekitar 4-7 persen emisi karbon global. Peralatan dan operasional bertenaga diesel menyumbang sebagian besar emisi ini. Data International Council on Mining and Metals (ICMM) menunjukkan, 30-80 persen emisi gas rumah kaca dihasilkan oleh sebuah tambang (tergantung pada geografi lokasi tambang dan material yang ditambang). Baca juga:  Schneider Electric Launching Sustainability School di Indonesia Meskipun demikian, sektor pertambangan memiliki peran vital dalam membangun dunia yang lebih berkelanjutan. Sebab, teknologi energi ramah lingkungan, seperti pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga angin, dan kendaraan listrik (EV) membutuhkan lebih banyak logam da