Langsung ke konten utama

Mengenal Lebih Jauh Pabrik Pintar Schneider Electric Cikarang

Schneider Electric Cikarang sebagai smart and sustainable factory memulai perjalanan transformasi digitalnya pada 2017.

Hi moms!

Pabrik Schneider Electric Cikarang didirikan pada 1995 sebagai bagian dari PT Schneider Indonesia. Pabrik ini berlokasi di Kawasan Industri East Jakarta Industrial Park (EJIP) dengan area seluas 33.000 meter persegi.

Schneider Electric Cikarang sebagai smart and sustainable factory memulai perjalanan transformasi digitalnya pada 2017 yang secara bertahap menggunakan solusi arsitektur EcoStruxure yang mencakup connected product, edge control, apps, analysis and services untuk pengelolaan energi, operasional, dan pemeliharaan.

Beberapa solusi yang digunakan antara lain EcoStruxure Augmented Operator Advisor, EcoStruxure Power Monitoring Expert, EcoStruxure Building Advisor, EcoStruxure Resource Advisor, EcoStruxure Grid, Lean Digitalization System (for shop floor management), Remote FAT, Versatility Tool, 3D Printing, dan Paperless on Production Auto Control.

Baca juga: Membangun Ekosistem Industri untuk Wujudkan Generasi #GREENHEROESForLife

Schneider Electric Cikarang juga memanfaatkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan sistem panel surya yang terintegrasi solusi EcoStruxure Power. Solusi ini memungkinkan operator untuk memonitor kapasitas energi yang dihasilkan oleh tenaga surya.

Lebih dari 20 persen dari konsumsi energi bulanan di pabrik saat ini dihasilkan dari tenaga surya dan ditargetkan untuk mencapai 100 persen energi terbarukan pada 2025.

PLTS tersebut menghasilkan hingga 228 megawatt per hour (MWh) per tahun. Selain itu, PLTS yang digunakan juga telah mengurangi emisi karbon hingga 181 ton karbon dioksida per tahun atau setara dengan menanam 900 pohon per tahun.

Baca juga: 3 Tips Menjadikan Hunian Menjadi Smart Home

Sebagai informasi, penerapan solusi EcoStruxure dan energi terbarukan di Cikarang telah meningkatkan produktivitas dan efisiensi energi hingga 15 persen dengan pengurangan energi yang konsisten dari tahun ke tahun.

Langkah-langkah tersebut merupakan bagian dari program transformasi digital Schneider Electric secara global dan dukungan Schneider Electric sebagai anggota perusahaan RE100 melalui komitmennya terhadap netralitas karbon pada 2030.

Saat ini, pabrik pintar Schneider Electric Cikarang mempekerjakan lebih kurang 800 karyawan serta memiliki sertifikasi berdasarkan standar nasional dan internasional yang meliputi ISO 9001, ISO 14001, ISO 45001, ISO 50001 dan SMK3.

Baca juga: Industri Otomotif Harus Tahu Peluang dan Tantangan di Era e-Mobility

Schneider Electric Cikarang juga dikenal sebagai pabrik engineered-to-order Schneider Electric terbesar di Asia yang memproduksi berbagai macam produk di bawah satu atap. Berikut adalah beberapa produk utama yang dihasilkan oleh pabrik pintar ini.

1. Medium Voltage Primary Switchgear

Schneider Electric Cikarang memproduksi PIX, MCset, and Motorpact untuk distribusi pasar lokal dan ekspor. Produk-produk ini sebagian besar dipasok untuk segmen utilitas, minyak dan gas, pembangkit listrik, bandara, serta industri (penambangan, mineral, dan logam).

2. Medium Voltage Secondary Switchgear

Medium Voltage Secondary terdiri dari SM6, RM6, dan Recloser/LBS, untuk segment utilitas dan bangunan. Distribusi 70 persen produk digunakan untuk pasar lokal di mana Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjadi pelanggan terbesar untuk produk-produk ini.

3. Low Voltage Switchgear

Pelanggan utama dari produk ini adalah segmen minyak dan gas, Bandara, data center, serta industri pertambangan, mineral, dan logam. Distribusi 75 persen untuk pasar ekspor.

4. Low Voltage Products

Low voltage product adalah pemutus sirkuit yang terdiri dari ACB dan MCCB untuk distribusi pasar lokal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghindari Kebakaran Rumah dengan Teknologi Smart Home

Hi moms! Momen pergantian tahun 2022 ke 2023 terasa berbeda dibandingkan perayaan dua tahun terakhir yang terbatas akibat pandemi Covid-19. Badan Kebijakan Transportasi (Baketrans) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi, potensi pergerakan masyarakat yang bepergian pada liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022 mencapai lebih dari 16 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 44,17 juta orang. Jumlah tersebut melonjak dua kal i lipat dibandingkan tahun lalu. Besarnya jumlah orang yang bepergian meninggalkan rumah menjadi perhatian khusus bagi keamanan tempat tinggal. Baca juga:  3 Hasil Penelitian Independen Schneider Electric Terkait Aksi Sustainability Industri Salah satu insiden yang kerap menjadi momok adalah kebakaran rumah. Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta mencatat, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, terdapat sekitar 8.004 peristiwa kebakaran di Jakarta. Distribution  Business Vice President of Schneider Electri

98 Persen Perusahaan Indonesia Telah Menetapkan Target Sustainability

Hi moms! Schneider Electric , p emimpin transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasi,   merilis hasil temuan  Survei Sustainability Tahunan  yang diselenggarakan di 9 negara di Asia,  meliputi Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Hasil survei tersebut menemukan 98 persen responden Indonesia menyatakan bahwa perusahaan mereka telah menetapkan target keberlanjutan ( sustainability ). Hanya saja, sebagian dari target yang dicanangkan merupakan target jangka pendek (kurang dari 4 tahun). Baca juga:  Elektrifikasi Jadi Solusi Sektor Tambang Mengurangi Jejak Karbon Meskipun hampir seluruh responden Indonesia sudah menetapkan target  sustainability , hanya 4 dari 10 pemimpin perusahaan yang menyatakan sudah melakukan aksi dan memiliki strategi  sustainability  yang komprehensif. Terlepas masih terdapat kesenjangan antara niat dan aksi, Indonesia termasuk negara yang memiliki tingkat kepercayaan yang sangat tinggi d

Elektrifikasi Jadi Solusi Sektor Tambang Mengurangi Jejak Karbon

Hi moms! Industri pertambangan memainkan peran penting dalam perekonomian global dan merupakan penggerak utama transisi energi global. Namun, sektor ini masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil, seperti solar, untuk menggerakkan peralatan dan operasinya. Industri pertambangan bertanggung jawab atas sekitar 4-7 persen emisi karbon global. Peralatan dan operasional bertenaga diesel menyumbang sebagian besar emisi ini. Data International Council on Mining and Metals (ICMM) menunjukkan, 30-80 persen emisi gas rumah kaca dihasilkan oleh sebuah tambang (tergantung pada geografi lokasi tambang dan material yang ditambang). Baca juga:  Schneider Electric Launching Sustainability School di Indonesia Meskipun demikian, sektor pertambangan memiliki peran vital dalam membangun dunia yang lebih berkelanjutan. Sebab, teknologi energi ramah lingkungan, seperti pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga angin, dan kendaraan listrik (EV) membutuhkan lebih banyak logam da