Langsung ke konten utama

Rumah Sakit Ingin Menjadi Smart Hospital? Perencanaan Digitalisasi Infrastuktur Adalah Koentji!

Perencanaan Digitalisasi Infrastuktur jadi kunci wujudkan rumah sakit pintar

Hai moms!

Dunia kesehatan jadi salah satu industri yang mengalami disrupsi akibat kehadiran teknologi digital. Sekarang, semua orang bahkan menginginkan pelayanan kesehatan yang lebih mudah, cepat, dan tepercaya.

Guna mewujudkannya, banyak rumah sakit di Tanah Air telah memanfaatkan teknologi digital untuk pelayanannya.

Pasien yang ingin bertemu dokter, mencari kamar rawat, mengantre saat membayar administrasi, dan menebus obat kini bisa dilakukan hanya dengan sentuhan jari di layar smartphone.

Baca juga: Tingkatkan Pelayanan, Rumah Sakit Zaman Sekarang Harus Manfaatkan Platform Digital

Meski demikian, untuk makin mendukung penggunaan teknologi digital dalam pengoperasiannya, rumah sakit perlu memikirkan perencanaan digitalisasi infrastruktur. Manajemen rumah sakit juga harus memiliki perencanaan mekanikal dan elektrikal yang terintegrasi.

Rumah sakit wajib memastikan suplai listrik yang memadai tanpa adanya gangguan, pengaturan sistem tata udara yang baik, dan perencanaan pemeliharaan berkala terhadap sarana serta prasarana rumah sakit.

Selain itu, rumah sakit juga perlu memberikan jaminan keselamatan terhadap pasien dari bahaya listrik dan kebakaran. Sebab, hal tersebut merupakan tujuan utama dalam digitalisasi infrastruktur rumah sakit.

Perencanaan-perencanaan itu hanya dapat dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh sistem sehingga dapat menciptakan satu data lake yang dapat dianalisis secara menyeluruh.

Baca juga: Upaya Schneider Electric Buka Akses Energi untuk Semua Orang...

Dengan berbagai data yang dimiliki, rumah sakit dapat melakukan langkah-langkah preventif untuk mencegah terjadinya kegagalan yang berdampak terhadap keselamatan pasien dan tenaga medis.

Country Segment Business Leader, Healthcare, and Real Estate Schneider Electric Indonesia Ferry Kurniawan mengungkapkan, ada tiga hal utama yang dapat terbantu berkat adanya digitalisasi di rumah sakit, yakni keselamatan pasien, pengalaman pasien, dan produktivitas staf.

“Sistem yang baik harus dapat menjangkau parameter patient safety. Selain itu, pengalaman pasien juga dapat meningkat dengan adanya teknologi. Pasien dapat dilayani, dirawat, dan keluar dengan cepat berkat penggunaan teknologi digital di rumah sakit,” jelas Ferry.

Digitalisasi juga dapat meningkatkan produktivitas staf dan meningkatkan profitabilitas rumah sakit. Oleh karena itu, rumah sakit dapat memanfaatkan teknologi digital, seperti EcoStruxure for Healthcare dari Schneider Electric.

Ferry menjelaskan, EcoStruxure for Healthcare didesain dengan sistem platform terbuka berbasis internet of things (IoT) untuk mendorong transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasi.

Platform EcoStruxure memberikan visibilitas dan kontrol terhadap seluruh infrastruktur rumah sakit melalui real-time monitoring, mobile insight, kemampuan digital twin, dan manajemen risiko yang proaktif.

Baca juga: Schneider Electric, Mitra Strategis untuk Wujudkan Making Indonesia 4.0

Dari segi efektivitas, arsitektur EcoStruxure for Healthcare dapat meningkatkan daya uptime listrik sampai 15 persen, meningkatkan keandalan dan keamanan aset hingga 20 persen, serta mengurangi troubleshooting listrik hingga 20 persen.

Dalam hal manajemen gedung, EcoStruxure for Healthcare juga memungkinkan manajemen rumah sakit melakukan efisiensi operasional dengan pengontrolan sistem tata udara secara otomatis dan berkala di seluruh ruangan.

Hal itu untuk memastikan temperatur, sirkulasi, tekanan ruangan, dan kelembaban udara terjaga guna mencegah terjadinya penyebaran dan perkembangbiakan virus di lingkungan rumah sakit.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghindari Kebakaran Rumah dengan Teknologi Smart Home

Hi moms! Momen pergantian tahun 2022 ke 2023 terasa berbeda dibandingkan perayaan dua tahun terakhir yang terbatas akibat pandemi Covid-19. Badan Kebijakan Transportasi (Baketrans) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi, potensi pergerakan masyarakat yang bepergian pada liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022 mencapai lebih dari 16 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 44,17 juta orang. Jumlah tersebut melonjak dua kal i lipat dibandingkan tahun lalu. Besarnya jumlah orang yang bepergian meninggalkan rumah menjadi perhatian khusus bagi keamanan tempat tinggal. Baca juga:  3 Hasil Penelitian Independen Schneider Electric Terkait Aksi Sustainability Industri Salah satu insiden yang kerap menjadi momok adalah kebakaran rumah. Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta mencatat, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, terdapat sekitar 8.004 peristiwa kebakaran di Jakarta. Distribution  Business Vice President of Schneider Electri

98 Persen Perusahaan Indonesia Telah Menetapkan Target Sustainability

Hi moms! Schneider Electric , p emimpin transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasi,   merilis hasil temuan  Survei Sustainability Tahunan  yang diselenggarakan di 9 negara di Asia,  meliputi Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Hasil survei tersebut menemukan 98 persen responden Indonesia menyatakan bahwa perusahaan mereka telah menetapkan target keberlanjutan ( sustainability ). Hanya saja, sebagian dari target yang dicanangkan merupakan target jangka pendek (kurang dari 4 tahun). Baca juga:  Elektrifikasi Jadi Solusi Sektor Tambang Mengurangi Jejak Karbon Meskipun hampir seluruh responden Indonesia sudah menetapkan target  sustainability , hanya 4 dari 10 pemimpin perusahaan yang menyatakan sudah melakukan aksi dan memiliki strategi  sustainability  yang komprehensif. Terlepas masih terdapat kesenjangan antara niat dan aksi, Indonesia termasuk negara yang memiliki tingkat kepercayaan yang sangat tinggi d

Elektrifikasi Jadi Solusi Sektor Tambang Mengurangi Jejak Karbon

Hi moms! Industri pertambangan memainkan peran penting dalam perekonomian global dan merupakan penggerak utama transisi energi global. Namun, sektor ini masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil, seperti solar, untuk menggerakkan peralatan dan operasinya. Industri pertambangan bertanggung jawab atas sekitar 4-7 persen emisi karbon global. Peralatan dan operasional bertenaga diesel menyumbang sebagian besar emisi ini. Data International Council on Mining and Metals (ICMM) menunjukkan, 30-80 persen emisi gas rumah kaca dihasilkan oleh sebuah tambang (tergantung pada geografi lokasi tambang dan material yang ditambang). Baca juga:  Schneider Electric Launching Sustainability School di Indonesia Meskipun demikian, sektor pertambangan memiliki peran vital dalam membangun dunia yang lebih berkelanjutan. Sebab, teknologi energi ramah lingkungan, seperti pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga angin, dan kendaraan listrik (EV) membutuhkan lebih banyak logam da