Langsung ke konten utama

Bagaimana Menghemat Biaya Perawatan Data Center Perusahaan?

Teknologi data center dari Schneider Electric

Hai moms!

Data center merupakan sebuah fasilitas untuk menampung kebutuhan penyimpanan data dan konektivitas jaringan. Perannya cukup vital karena tanpa adanya data center, operasional sebuah perusahaan akan terganggu.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sebuah data center meliputi sistem keamanan, pemrosesan dan penyimpanan, bandwidth, sumber daya listrik, serta IP provider. Komponen-komponen tersebut akan mendukung kemampuan data center dalam beroperasi.

Baca juga: Schneider Electric Raih Gelar Most Sustainable Corporations

Namun, terkadang perusahaan terkendala dengan biaya perawatan data center yang mahal. Kendati demikian, ada beberapa cara yang bisa moms jalani untuk mengurangi biaya yang tidak diperlukan. Simak ulasan berikut.

1. Tinjau ulang strategi pemeliharaan

Pada era Internet ofThings (IoT), hampir semua data yang terdapat di data center dapat diakses melalui sistem manajemen terpusat. Dengan memantau data ini secara cermat, moms dapat membuat keputusan pemeliharaan yang jauh lebih cerdas dan lebih murah.

Schneider Electric, salah satu perusahaan yang fokus pada teknologi data center menyarankan untuk menghindari jenis pemeliharaan berbasis darurat. 

Misalnya, peralatan baru diperbaiki ketika menemukan kerusakan. Hal ini tentu dapat mengakibatkan downtime data center dan merusak operasional perusahaan moms.

Langkah yang mesti moms jalani adalah dengan menerapkan pemeliharaan otomatis. Moms hanya perlu mengganti komponen sistem berdasarkan rekomendasi yang terdapat pada data menggunakan analitik.

2. Beri pelatihan khusus

Selain memberikan pelatihan terkait teknologi data center secara umum, sebaiknya perusahaan juga memberikan pelatihan spesifik yang dikhususkan untuk mengoperasikan peralatan data center moms. Pasalnya, site atau lokasi setiap data center memiliki tantangan tersendiri.

Dengan kemampuan yang terpusat, para pekerja tentu akan lebih ahli dalam merawat dan mengoperasikan sistem data center perusahaan moms. Alhasil, data center jadi lebih tahan lama dan mengurangi biaya kerusakan.

3. Beri fasilitas lebih untuk karyawan berpengalaman

Menerapkan program pemeliharaan yang efektif membutuhkan staf yang berpengalaman. Cara ini akan mengurangi turnover karyawan yang keluar dan juga meminimalisasi biaya onboarding karyawan baru.

Baca juga: Bukan Main, Schneider Electric Raih Dua Penghargaan Sekaligus di Awal 2021!

Sebab, setiap kali moms kehilangan pekerja, moms harus mengeluarkan biaya untuk melatih penggantinya.

Untuk cara yang lebih efisien, sebaiknya manfaatkan karyawan berpengalaman yang telah setia bekerja di perusahaan moms dengan menawarkan gaji atau tunjangan yang pantas dan jalur karier yang jelas. Dengan cara ini, perusahaan akan memiliki karyawan yang lebih berdedikasi dan berkinerja baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghindari Kebakaran Rumah dengan Teknologi Smart Home

Hi moms! Momen pergantian tahun 2022 ke 2023 terasa berbeda dibandingkan perayaan dua tahun terakhir yang terbatas akibat pandemi Covid-19. Badan Kebijakan Transportasi (Baketrans) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi, potensi pergerakan masyarakat yang bepergian pada liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022 mencapai lebih dari 16 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 44,17 juta orang. Jumlah tersebut melonjak dua kal i lipat dibandingkan tahun lalu. Besarnya jumlah orang yang bepergian meninggalkan rumah menjadi perhatian khusus bagi keamanan tempat tinggal. Baca juga:  3 Hasil Penelitian Independen Schneider Electric Terkait Aksi Sustainability Industri Salah satu insiden yang kerap menjadi momok adalah kebakaran rumah. Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta mencatat, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, terdapat sekitar 8.004 peristiwa kebakaran di Jakarta. Distribution  Business Vice President of Schneider Electri

98 Persen Perusahaan Indonesia Telah Menetapkan Target Sustainability

Hi moms! Schneider Electric , p emimpin transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasi,   merilis hasil temuan  Survei Sustainability Tahunan  yang diselenggarakan di 9 negara di Asia,  meliputi Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Hasil survei tersebut menemukan 98 persen responden Indonesia menyatakan bahwa perusahaan mereka telah menetapkan target keberlanjutan ( sustainability ). Hanya saja, sebagian dari target yang dicanangkan merupakan target jangka pendek (kurang dari 4 tahun). Baca juga:  Elektrifikasi Jadi Solusi Sektor Tambang Mengurangi Jejak Karbon Meskipun hampir seluruh responden Indonesia sudah menetapkan target  sustainability , hanya 4 dari 10 pemimpin perusahaan yang menyatakan sudah melakukan aksi dan memiliki strategi  sustainability  yang komprehensif. Terlepas masih terdapat kesenjangan antara niat dan aksi, Indonesia termasuk negara yang memiliki tingkat kepercayaan yang sangat tinggi d

Elektrifikasi Jadi Solusi Sektor Tambang Mengurangi Jejak Karbon

Hi moms! Industri pertambangan memainkan peran penting dalam perekonomian global dan merupakan penggerak utama transisi energi global. Namun, sektor ini masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil, seperti solar, untuk menggerakkan peralatan dan operasinya. Industri pertambangan bertanggung jawab atas sekitar 4-7 persen emisi karbon global. Peralatan dan operasional bertenaga diesel menyumbang sebagian besar emisi ini. Data International Council on Mining and Metals (ICMM) menunjukkan, 30-80 persen emisi gas rumah kaca dihasilkan oleh sebuah tambang (tergantung pada geografi lokasi tambang dan material yang ditambang). Baca juga:  Schneider Electric Launching Sustainability School di Indonesia Meskipun demikian, sektor pertambangan memiliki peran vital dalam membangun dunia yang lebih berkelanjutan. Sebab, teknologi energi ramah lingkungan, seperti pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga angin, dan kendaraan listrik (EV) membutuhkan lebih banyak logam da