Langsung ke konten utama

3 Kiat Sukses Tingkatkan Produktivitas Pabrik Lewat Transformasi Digital

Transformasi digital pabrik Schneider Electric di Batam, Indonesia

Selama beberapa tahun terakhir, banyak yang telah memprediksi potensi ekonomi dari revolusi industri 4.0. Namun, secara umum, banyak upaya digitalisasi masih belum mencapai manfaat yang diharapkan. Ironisnya, pandemi Covid- 19 datang dan memaksa banyak industri untuk mempercepat rencana transformasi digital mereka untuk meningkatkan ketangkasan dan ketahanan menghadapi krisis.

Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang teknologi dan otomasi, Schneider Electric misalnya. Perusahaan ini mempunyai program smart factory yang salah satu pabriknya berada di Batam, Indonesia.

Baca juga: Apa Saja Perbedaan Smart Home dan Smart Building?

Pabrik Schneider Electric di Batam telah menerapkan berbagai teknologi Industrial Internet of Things (IIoT) termasuk sensor pintar, manajemen prediksi alarm, site benchmarking, dan augmented reality untuk memberdayakan tenaga kerjanya.

Dengan kehadiran teknologi-teknologi itu, pekerja memiliki visibilitas baru dalam pengoperasian, pemeliharaan, dan penggunaan energi. Hasilnya, biaya pemeliharaan berkurang dan efisiensi peralatan secara keseluruhan atau overall equipment efficiency (OEE) meningkat.

Melansir laman Schneider Electric, perusahaan ini pun membagikan sejumlah tips untuk perusahaan lain yang juga ingin melakukan transformasi digital. Berikut ulasannya.

1. Transformasi digital dimulai dari individu

Saat memulai transformasi pada 2015, Pabrik SchneiderElectric di Batam mengidentifikasi banyak aktivitas manual dan administratif dalam operasionalnya. Kemudian, pada 2017 pihak mereka menyadari bahwa langkah yang dilakukan tidak hanya perlu memodernisasi teknologi, tetapi yang lebih penting juga memanfaatkan digitalisasi untuk mendorong pengayaan manusia.

Tujuan transformasi mereka pun mencakup peningkatan kualitas kerja yang memungkinkan pekerja untuk melaksanakan pekerjaan mereka dengan cara yang lebih sederhana dan pemberdayaan pengambilan keputusan yang lebih cepat serta lebih akurat.

Baca juga: 3 Kunci Ketersediaan Edge Data Center Industri Manufaktur

2. Kembangkan ekosistem eksternal

Saat memulai perjalanan transformasi digital, tim implementasi mereka hanya terdiri dari empat orang. Mereka menyadari bahwa untuk mewujudkan transformasi digital, mereka perlu memperluas lingkaran pengaruh mereka secara signifikan.

Untuk memperluas ekosistem, ada tiga sumber dari luar yang bisa dimanfaatkan, yakni universitas, pemerintah, dan organisasi seperti World Economic Forum (WEF). Masing-masing dari ketiga kelompok luar ini memiliki peran penting untuk dimainkan.

Misalnya bekerja sama dengan universitas lokal. Mereka dapat merekrut 12 siswa untuk berpartisipasi dalam program magang digital. Dengan membawa pola pikir digital kepada orang lain di dalam organisasi, kelompok siswa yang ingin bekerja dengan alat augmented reality dan virtual reality tersebut akan membantu mempercepat penerimaan digitalisasi dengan memberikan beberapa ide out-of-the-box.

Transformasi digital pabrik Schneider Electric di Batam, Indonesia

Upaya mereka dalam menggunakan digitalisasi untuk mengurangi limbah dan konsumsi energi juga sejalan dengan inisiatif pembangunan rendah karbon dari pemerintah Indonesia.

Dengan berkontribusi pada tujuan sistem energi yang lebih hemat karbon dan lebih efisien, mereka membantu pemerintah untuk mencapai tujuannya, yaitu rata-rata pertumbuhan PDB 6 persen per tahun hingga 2045, berkontribusi pada perolehan lapangan kerja, peningkatan pendapatan, dan pengentasan kemiskinan.

Baca juga: Menyelisik Revolusi Teknologi Pascapandemi 2021

Organisasi seperti WEF juga membantu memvalidasi upaya SchneiderElectric dan memberikan panduan untuk perbaikan di masa mendatang.

3. Tingkatkan integrasi vertikal dan horizontal

Banyak organisasi berasumsi bahwa transformasi digital terjadi dalam ruang hampa, hanya menguntungkan mereka yang berada di dalam gedung atau organisasi bisnis tertentu.

Manfaat sebenarnya, bagaimana pun, datang ketika upaya dilakukan untuk menghubungkan secara vertikal dalam organisasi (misalnya dari sensor mesin ke sistem supervisory control and data acquisition atau SCADA, lalu ke enterprise resource planning  atau ERP) dan juga secara horizontal di luar organisasi melalui mitra eksternal, seperti pemasok hulu dan pusat distribusi hilir.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghindari Kebakaran Rumah dengan Teknologi Smart Home

Hi moms! Momen pergantian tahun 2022 ke 2023 terasa berbeda dibandingkan perayaan dua tahun terakhir yang terbatas akibat pandemi Covid-19. Badan Kebijakan Transportasi (Baketrans) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi, potensi pergerakan masyarakat yang bepergian pada liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022 mencapai lebih dari 16 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 44,17 juta orang. Jumlah tersebut melonjak dua kal i lipat dibandingkan tahun lalu. Besarnya jumlah orang yang bepergian meninggalkan rumah menjadi perhatian khusus bagi keamanan tempat tinggal. Baca juga:  3 Hasil Penelitian Independen Schneider Electric Terkait Aksi Sustainability Industri Salah satu insiden yang kerap menjadi momok adalah kebakaran rumah. Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta mencatat, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, terdapat sekitar 8.004 peristiwa kebakaran di Jakarta. Distribution  Business Vice President of Schneider Electri

98 Persen Perusahaan Indonesia Telah Menetapkan Target Sustainability

Hi moms! Schneider Electric , p emimpin transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasi,   merilis hasil temuan  Survei Sustainability Tahunan  yang diselenggarakan di 9 negara di Asia,  meliputi Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Hasil survei tersebut menemukan 98 persen responden Indonesia menyatakan bahwa perusahaan mereka telah menetapkan target keberlanjutan ( sustainability ). Hanya saja, sebagian dari target yang dicanangkan merupakan target jangka pendek (kurang dari 4 tahun). Baca juga:  Elektrifikasi Jadi Solusi Sektor Tambang Mengurangi Jejak Karbon Meskipun hampir seluruh responden Indonesia sudah menetapkan target  sustainability , hanya 4 dari 10 pemimpin perusahaan yang menyatakan sudah melakukan aksi dan memiliki strategi  sustainability  yang komprehensif. Terlepas masih terdapat kesenjangan antara niat dan aksi, Indonesia termasuk negara yang memiliki tingkat kepercayaan yang sangat tinggi d

Elektrifikasi Jadi Solusi Sektor Tambang Mengurangi Jejak Karbon

Hi moms! Industri pertambangan memainkan peran penting dalam perekonomian global dan merupakan penggerak utama transisi energi global. Namun, sektor ini masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil, seperti solar, untuk menggerakkan peralatan dan operasinya. Industri pertambangan bertanggung jawab atas sekitar 4-7 persen emisi karbon global. Peralatan dan operasional bertenaga diesel menyumbang sebagian besar emisi ini. Data International Council on Mining and Metals (ICMM) menunjukkan, 30-80 persen emisi gas rumah kaca dihasilkan oleh sebuah tambang (tergantung pada geografi lokasi tambang dan material yang ditambang). Baca juga:  Schneider Electric Launching Sustainability School di Indonesia Meskipun demikian, sektor pertambangan memiliki peran vital dalam membangun dunia yang lebih berkelanjutan. Sebab, teknologi energi ramah lingkungan, seperti pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga angin, dan kendaraan listrik (EV) membutuhkan lebih banyak logam da