Langsung ke konten utama

3 Kunci Ketersediaan Edge Data Center Industri Manufaktur

Ketersediaan Edge Data Center bagi Industri Manufaktur

Hai moms, semakin banyak perusahaan industri yang melakukan upaya transformasi digital. Langkah ini mendorong kebutuhan sumber daya komputasi, jaringan, dan penyimpanan yang andal bagi industri manufaktur.

Kini, banyak industri manufaktur yang telah memasang sistem jaminan kualitas otomatis atau quality assurance (QA) untuk lini produksi mereka.

Aplikasi semacam itu sangat penting bagi bisnis dan moms bisa menggunakan sistem komputasi tepi (edge computing) untuk memudahkan semua sistem dapat bekerja secara optimal. Namun, untuk menjaga dan memastikan teknologi tersebut dapat berjalan dengan lancar, ada tiga elemen penting yang harus industri pastikan, yaitu daya, jaringan, dan keamanan.

Baca juga: Hindari Kebakaran Akibat Korsleting Listrik, Perhatikan 5 Masalah Ini

1. Memastikan daya berkelanjutan

Dalam aplikasi Industrial Internet of Things (IIoT), semua sensor dan perangkat yang menghasilkan data membutuhkan daya. Untuk memastikan sistem ini dapat berfungsi, industri memerlukan daya cadangan.

Bersumber dari laman Schneider Electric, setiap pabrik harus mempunyai uninterruptible power supply (UPS) yang dapat memberi daya setidaknya pada beberapa perangkat hingga listrik kembali menyala. Untuk perangkat seperti sensor yang menghabiskan sedikit daya, UPS dapat menyediakan daya antara 10-90 menit.

UPS juga dapat memberikan daya untuk sampai generator kembali bekerja. Hal ini akan memastikan bahwa proses di dalam pabrik tetap berfungsi secara menyeluruh.

2. Jaringan untuk koneksi kritis

Jaringan sangat penting karena jika moms menghasilkan data tetapi tidak bisa mengirimkan data tersebut ke tempat yang seharusnya, maka data yang moms miliki tidak ada gunanya. Pada tahap ini, moms memerlukan jaringan yang andal. Namun, jaringan juga membutuhkan daya untuk beroperasi.

Para ahli yang tergabung dalam Schneider Electric Exchange berpendapat bahwa solusi edge computing memiliki peran penting dalam ketersediaan jaringan. 

Edge computing membantu meminimalkan risiko pemadaman jaringan sehingga memastikan proses pekerjaan di dalam pabrik tetap beroperasi.

Selama jaringan di dalam fasilitas tetap berfungsi, maka bisnis berjalan seperti biasa. Lagi-lagi, di sini UPS dan generator memiliki peran vital dalam membantu memastikan pengoperasian yang berkelanjutan.

3. Cyber security

Terakhir, segera setelah moms mulai mengirim data, moms perlu menangani keamanan siber (cyber security) secara menyeluruh (end-to-end). Dalam hal keamanan siber, moms perlu memastikan bahwa data dienkripsi dan dilindungi dari penyusup yang tidak diinginkan, seperti dengan menggunakan firewall, jaringan pribadi virtual, dan sistem deteksi  atau pencegahan gangguan.

Baca juga: 4 Pilar Penting Membangun Data Center Perusahaan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghindari Kebakaran Rumah dengan Teknologi Smart Home

Hi moms! Momen pergantian tahun 2022 ke 2023 terasa berbeda dibandingkan perayaan dua tahun terakhir yang terbatas akibat pandemi Covid-19. Badan Kebijakan Transportasi (Baketrans) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi, potensi pergerakan masyarakat yang bepergian pada liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022 mencapai lebih dari 16 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 44,17 juta orang. Jumlah tersebut melonjak dua kal i lipat dibandingkan tahun lalu. Besarnya jumlah orang yang bepergian meninggalkan rumah menjadi perhatian khusus bagi keamanan tempat tinggal. Baca juga:  3 Hasil Penelitian Independen Schneider Electric Terkait Aksi Sustainability Industri Salah satu insiden yang kerap menjadi momok adalah kebakaran rumah. Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta mencatat, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, terdapat sekitar 8.004 peristiwa kebakaran di Jakarta. Distribution  Business Vice President of Schneider Electri

98 Persen Perusahaan Indonesia Telah Menetapkan Target Sustainability

Hi moms! Schneider Electric , p emimpin transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasi,   merilis hasil temuan  Survei Sustainability Tahunan  yang diselenggarakan di 9 negara di Asia,  meliputi Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Hasil survei tersebut menemukan 98 persen responden Indonesia menyatakan bahwa perusahaan mereka telah menetapkan target keberlanjutan ( sustainability ). Hanya saja, sebagian dari target yang dicanangkan merupakan target jangka pendek (kurang dari 4 tahun). Baca juga:  Elektrifikasi Jadi Solusi Sektor Tambang Mengurangi Jejak Karbon Meskipun hampir seluruh responden Indonesia sudah menetapkan target  sustainability , hanya 4 dari 10 pemimpin perusahaan yang menyatakan sudah melakukan aksi dan memiliki strategi  sustainability  yang komprehensif. Terlepas masih terdapat kesenjangan antara niat dan aksi, Indonesia termasuk negara yang memiliki tingkat kepercayaan yang sangat tinggi d

Elektrifikasi Jadi Solusi Sektor Tambang Mengurangi Jejak Karbon

Hi moms! Industri pertambangan memainkan peran penting dalam perekonomian global dan merupakan penggerak utama transisi energi global. Namun, sektor ini masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil, seperti solar, untuk menggerakkan peralatan dan operasinya. Industri pertambangan bertanggung jawab atas sekitar 4-7 persen emisi karbon global. Peralatan dan operasional bertenaga diesel menyumbang sebagian besar emisi ini. Data International Council on Mining and Metals (ICMM) menunjukkan, 30-80 persen emisi gas rumah kaca dihasilkan oleh sebuah tambang (tergantung pada geografi lokasi tambang dan material yang ditambang). Baca juga:  Schneider Electric Launching Sustainability School di Indonesia Meskipun demikian, sektor pertambangan memiliki peran vital dalam membangun dunia yang lebih berkelanjutan. Sebab, teknologi energi ramah lingkungan, seperti pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga angin, dan kendaraan listrik (EV) membutuhkan lebih banyak logam da