Langsung ke konten utama

Schneider Electric Serahkan Solar Inverter ke Universitas Sriwijaya

Solar Inverter CL36 36 kWp dari Schneider Electric

Hi moms!

Pemimpin transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasi, Schneider Electric telah menyerahkan bantuan peralatan Solar Inverter CL36 dengan kapasitas 36 kilowatt peak (kWp) kepada Jurusan Teknik Elektro, Universitas Sriwijaya.

Sebagai informasi, produk Solar Inverter CL36 36 kWp dari Schneider Electric diperuntukkan bagi bangunan komersial dan industri dengan arsitektur PV yang dapat diskalakan dan fleksibel. Solar inverter ini juga dilengkapi dengan manajemen aset jarak jauh dan mampu meningkatkan efisiensi hingga 98,5 persen.

Baca juga: Smart Living, Gaya Hidup Masyarakat di Era Disrupsi

Penyerahan bantuan peralatan solar inverter tersebut merupakan bagian dari inisiatif Schneider Electric dalam mendukung pengembangan sustainable energy di Indonesia melalui transfer pengetahuan dan teknologi untuk pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang siap kerja.

Bantuan solar inverter dari Schneider Electric rencananya akan dimanfaatkan untuk pengembangan riset dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Universitas Sriwijaya yang akan difasilitasi oleh Ikatan Alumni Teknik Elektro (IATE). 

Business Vice President Power Systems, Schneider Electric Indonesia and Timor Leste Surya, Fitri mengatakan, solusi tercepat dalam mewujudkan masa depan yang lebih sustainable adalah kombinasi antara digitalisasi dan pemanfaatan energi bersih dari sumber energi terbarukan sehingga mampu mewujudkan elektrifikasi bersih.

Baca juga: Jadi Tren Desain Interior 2022, Ini Cara Menerapkan Gaya Japandi

Untuk mencapai hal itu, tentu dibutuhkan gabungan SDM dan teknologi yang memadai.

Riset dan inovasi merupakan hal yang sangat penting. Kami senang dapat turut mendukung pengembangan riset PLTS bagi mahasiswa di perguruan tinggi. Kami berharap, bantuan peralatan ini semakin memperbanyak riset dalam bidang energi terbarukan dan menghasilkan lebih banyak lagi inovasi untuk mempercepat kemajuan yang berkelanjutan," jelas Surya

Dekan Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Prof Dr Ir H Joni Arliansyah pun mengucapkan terima kasihnya atas bantuan solar inverter yang diberikan oleh Schneider Electric kepada Jurusan Teknik Elektro Unsri.

Baca juga: Apa Itu Microgrid dan Bagaimana Manfaatnya terhadap Efisiensi Energi?

Kami berharap, kerja sama yang baik antara akademisi dan pelaku industri dapat terus ditingkatkan demi kemajuan teknologi dan inovasi di Indonesia. Bersama-sama kita bisa mendukung pemerintah dalam pengembangan kompetensi SDM di sektor energi terbarukan untuk mewujudkan target emisi nol bersih di Indonesia, ujar Prof Joni.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghindari Kebakaran Rumah dengan Teknologi Smart Home

Hi moms! Momen pergantian tahun 2022 ke 2023 terasa berbeda dibandingkan perayaan dua tahun terakhir yang terbatas akibat pandemi Covid-19. Badan Kebijakan Transportasi (Baketrans) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi, potensi pergerakan masyarakat yang bepergian pada liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022 mencapai lebih dari 16 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 44,17 juta orang. Jumlah tersebut melonjak dua kal i lipat dibandingkan tahun lalu. Besarnya jumlah orang yang bepergian meninggalkan rumah menjadi perhatian khusus bagi keamanan tempat tinggal. Baca juga:  3 Hasil Penelitian Independen Schneider Electric Terkait Aksi Sustainability Industri Salah satu insiden yang kerap menjadi momok adalah kebakaran rumah. Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta mencatat, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, terdapat sekitar 8.004 peristiwa kebakaran di Jakarta. Distribution  Business Vice President of Schneider Electri

98 Persen Perusahaan Indonesia Telah Menetapkan Target Sustainability

Hi moms! Schneider Electric , p emimpin transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasi,   merilis hasil temuan  Survei Sustainability Tahunan  yang diselenggarakan di 9 negara di Asia,  meliputi Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Hasil survei tersebut menemukan 98 persen responden Indonesia menyatakan bahwa perusahaan mereka telah menetapkan target keberlanjutan ( sustainability ). Hanya saja, sebagian dari target yang dicanangkan merupakan target jangka pendek (kurang dari 4 tahun). Baca juga:  Elektrifikasi Jadi Solusi Sektor Tambang Mengurangi Jejak Karbon Meskipun hampir seluruh responden Indonesia sudah menetapkan target  sustainability , hanya 4 dari 10 pemimpin perusahaan yang menyatakan sudah melakukan aksi dan memiliki strategi  sustainability  yang komprehensif. Terlepas masih terdapat kesenjangan antara niat dan aksi, Indonesia termasuk negara yang memiliki tingkat kepercayaan yang sangat tinggi d

Elektrifikasi Jadi Solusi Sektor Tambang Mengurangi Jejak Karbon

Hi moms! Industri pertambangan memainkan peran penting dalam perekonomian global dan merupakan penggerak utama transisi energi global. Namun, sektor ini masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil, seperti solar, untuk menggerakkan peralatan dan operasinya. Industri pertambangan bertanggung jawab atas sekitar 4-7 persen emisi karbon global. Peralatan dan operasional bertenaga diesel menyumbang sebagian besar emisi ini. Data International Council on Mining and Metals (ICMM) menunjukkan, 30-80 persen emisi gas rumah kaca dihasilkan oleh sebuah tambang (tergantung pada geografi lokasi tambang dan material yang ditambang). Baca juga:  Schneider Electric Launching Sustainability School di Indonesia Meskipun demikian, sektor pertambangan memiliki peran vital dalam membangun dunia yang lebih berkelanjutan. Sebab, teknologi energi ramah lingkungan, seperti pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga angin, dan kendaraan listrik (EV) membutuhkan lebih banyak logam da