Langsung ke konten utama

Schneider Electric Gandeng SMK Promosikan Lingkungan Sekolah Hijau dengan Program Adopt a Tree

Program Adopt a Tree dari Schneider Electric bertujuan untuk mewujudkan lingkungan sekolah yang hijau

Hi moms!

Schneider Electricperusahaan transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasi asal Prancis, memperkenalkan program Adopt a Tree dengan menggandeng beberapa sekolah menengah kejuruan (SMK) untuk mempromosikan lingkungan sekolah hijau. 

Adapun Adopt a Tree merupakan bagian dari program VolunteerIn di bawah naungan Schneider Electric Foundation yang bertujuan untuk memberi wadah bagi karyawan memberikan kontribusi kepada masyarakat.

Peluncuran program ditandai dengan dilakukannya penanaman bibit pohon di SMK Negeri 15 Kota Bekasi yang melibatkan partisipasi aktif para karyawan Schneider Electric Indonesia serta jajaran guru dan para pelajar.

Baca juga: Cara Jitu Atasi Perubahan Iklim dengan Memanfaatkan Teknologi Digital

Head of CSR Schneider Electric for East Asia and Japan Ratri Wuryandari secara simbolis pun menyerahkan sekitar 50 bibit pohon kepada Kepala SMK Negeri 15 Kota Bekasi Dra Supriatin.

Penanaman bibit pohon kemudian dilakukan bersama-sama dengan karyawan Schneider Electric Indonesia.

Wujudkan lingkungan sekolah hijau, Schneider Electric luncurkan program Adopt a Tree

Ratri mengatakan, dalam menjalankan komitmen pemberdayaan komunitas lokal, Schneider Electric selalu mendorong keterlibatan staf dan karyawan.

“Kami memiliki program VolunteerIn yang memfasilitasi staf dan karyawan untuk berkontribusi kepada komunitas, baik secara berkelompok maupun individu. Beberapa inisiatif yang dilakukan antara lain membersihkan pantai dan menjadi guru tamu di SMK serta universitas,” ujar Ratri.

Baca juga: Kupas Tuntas Kelebihan Pintu Sebagai Aplikasi Crypto Terbaik dan Termudah di Indonesia

Cluster President Schneider Electric Indonesia and Timor Leste Roberto Rossi mendukung program tersebut. Ia mengatakan bahwa keberlanjutan merupakan inti dari tujuan, budaya, dan bisnis Schneider Electric dalam membangun dunia yang sustainable dan inklusif.

“Kami merupakan perusahaan pertama yang mengukur dan mengawasi dampak bisnis terhadap komunitas (people), lingkungan (planet) dan ekonomi (profit) sejak 2005. Pada 2021, kami kembali memperkuat komitmen sustainability  melalui program Schneider Sustainability Impact (SSI) 2021-2025 mengacu pada UN SDG yang berfokus pada 6 komitmen jangka panjang, di mana salah satunya adalah pemberdayaan komunitas lokal (empower local communities),” jelas Roberto.

Baca juga: Schneider Electric Buktikan Teknologi Digital Mampu Efisien 19 Persen

Inisiatif sustainability Schneider Electric pun telah diakui oleh banyak lembaga pemeringkat ESG. Pada 2020, Schneider Electric bahkan memperoleh peringkat CDP Climate Change A. Penghargaan ini juga menandai perusahaan selama 10 tahun berturut-turut memperoleh peringkat Low Risk dari Sustainalytics. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghindari Kebakaran Rumah dengan Teknologi Smart Home

Hi moms! Momen pergantian tahun 2022 ke 2023 terasa berbeda dibandingkan perayaan dua tahun terakhir yang terbatas akibat pandemi Covid-19. Badan Kebijakan Transportasi (Baketrans) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi, potensi pergerakan masyarakat yang bepergian pada liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022 mencapai lebih dari 16 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 44,17 juta orang. Jumlah tersebut melonjak dua kal i lipat dibandingkan tahun lalu. Besarnya jumlah orang yang bepergian meninggalkan rumah menjadi perhatian khusus bagi keamanan tempat tinggal. Baca juga:  3 Hasil Penelitian Independen Schneider Electric Terkait Aksi Sustainability Industri Salah satu insiden yang kerap menjadi momok adalah kebakaran rumah. Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta mencatat, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, terdapat sekitar 8.004 peristiwa kebakaran di Jakarta. Distribution  Business Vice President of Schneider Electri

98 Persen Perusahaan Indonesia Telah Menetapkan Target Sustainability

Hi moms! Schneider Electric , p emimpin transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasi,   merilis hasil temuan  Survei Sustainability Tahunan  yang diselenggarakan di 9 negara di Asia,  meliputi Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Hasil survei tersebut menemukan 98 persen responden Indonesia menyatakan bahwa perusahaan mereka telah menetapkan target keberlanjutan ( sustainability ). Hanya saja, sebagian dari target yang dicanangkan merupakan target jangka pendek (kurang dari 4 tahun). Baca juga:  Elektrifikasi Jadi Solusi Sektor Tambang Mengurangi Jejak Karbon Meskipun hampir seluruh responden Indonesia sudah menetapkan target  sustainability , hanya 4 dari 10 pemimpin perusahaan yang menyatakan sudah melakukan aksi dan memiliki strategi  sustainability  yang komprehensif. Terlepas masih terdapat kesenjangan antara niat dan aksi, Indonesia termasuk negara yang memiliki tingkat kepercayaan yang sangat tinggi d

Elektrifikasi Jadi Solusi Sektor Tambang Mengurangi Jejak Karbon

Hi moms! Industri pertambangan memainkan peran penting dalam perekonomian global dan merupakan penggerak utama transisi energi global. Namun, sektor ini masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil, seperti solar, untuk menggerakkan peralatan dan operasinya. Industri pertambangan bertanggung jawab atas sekitar 4-7 persen emisi karbon global. Peralatan dan operasional bertenaga diesel menyumbang sebagian besar emisi ini. Data International Council on Mining and Metals (ICMM) menunjukkan, 30-80 persen emisi gas rumah kaca dihasilkan oleh sebuah tambang (tergantung pada geografi lokasi tambang dan material yang ditambang). Baca juga:  Schneider Electric Launching Sustainability School di Indonesia Meskipun demikian, sektor pertambangan memiliki peran vital dalam membangun dunia yang lebih berkelanjutan. Sebab, teknologi energi ramah lingkungan, seperti pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga angin, dan kendaraan listrik (EV) membutuhkan lebih banyak logam da