Langsung ke konten utama

Zaman Makin Canggih, Industri Makanan dan Minuman Perlu Manfaatkan Edge Computing

Industri F&B manfaatkan teknologi edge computing

Solusi edge computing dapat mendukung produsen food and beverages (F&B) dalam meningkatkan traceability (ketertelusuran), efisiensi, dan ketahanan operasional.

Perusahaan Paling Berkelanjutan pada 2021 menurut Corporate Knights, Schneider Electric meyakini bahwa edge computing dapat membuat visibilitas perusahaan F&B menjadi lebih baik dan terintegrasi, mulai dari lahan pertanian, produksi, hingga distribusi.

Dengan demikian, solusi edge computing dapat mendukung pengambilan keputusan yang lebih adaptif, cepat, dan tepat sasaran.

Baca juga: 1,3 Ton Makanan Terbuang Tiap Tahun, Bagaimana Solusi Mengatasinya?

Saat ini, konsumen F&B semakin menuntut transparansi informasi yang lebih baik mengenai komposisi bahan produk makanan dan minuman yang mereka beli.

Survei Konsumen Innova 2020 mengungkapkan bahwa enam dari sepuluh konsumen global ingin mempelajari lebih lanjut tentang dari mana makanan mereka diproduksi.

Beberapa koresponden bahkan ingin memverifikasi dari mana bahan-bahan tersebut bersumber dan apakah bahan-bahan tersebut telah diproses dengan cara yang aman dan berkelanjutan.

Selain itu, koresponden lain merasa khawatir tentang kemungkinan alergen dan zat aditif yang dapat berdampak buruk pada kesehatan mereka.

Baca juga: Electricity 4.0 untuk Menuju Net-Zero Emission

Agar dapat memenuhi tuntutan konsumen, produsen makanan dan minuman membutuhkan visibilitas terhadap seluruh rantai pasokan mereka. Di sisi lain, mereka juga harus terus meningkatkan ketahanan operasional agar cepat beradaptasi terhadap gangguan tak terduga dari rantai pasokan.

Business Vice President Secure Power SchneiderElectric Indonesia and Timor Leste Yana Achmad Haikal mengatakan, digitalisasi memungkinkan produsen makanan dan minuman untuk meningkatkan ketahanan operasional dan traceability produk dari ujung-ke-ujung yang lebih luas melalui akses data yang lebih baik.

“Namun, untuk memaksimalkan potensi digitalisasi tersebut, produsen perlu mengevaluasi bagaimana mereka dapat secara aman menangkap, memroses, menyimpan, dan menganalisis sejumlah besar data operasional yang dihasilkan,” ujar Yana.

Baca juga: Langkah Schneider Electric Dukung Perusahaan Lintas Industri Capai Keberlanjutan Bisnis

Untuk mempertahankan lini produksi yang cepat dan kompetitif, produsen makanan dan minuman tidak dapat hanya mengandalkan cloud computing saja. Produsen harus menerapkan solusi digital yang memungkinkan kelincahan dan efisiensi, yaitu edge computing

Selain mengurangi latensi, solusi edge computing dapat mendukung keandalan yang tinggi, ketersediaan yang konsisten, dan kemampuan untuk memproses data dalam jumlah besar secara real-time.

Berikut  adalah cara edge computing dapat mendukung industri makanan dan minuman meningkatkan traceability dan efisiensi.

1. Dukungan keputusan berbasis data yang lebih cepat

Solusi edge computing umumnya terdiri dari single rack micro data center yang menawarkan keamanan fisik yang dilengkapi dengan uninterruptible powersupply (UPS) untuk menyediakan cadangan baterai dan perlindungan daya.

Untuk memulai proses pengambilan data lokal dan berbagi data, produsen cukup menambahkan sakelar dan server sederhana. Solusi ini menjawab kebutuhan untuk mengumpulkan dan memroses data dalam jumlah besar sehingga operator dapat mengoptimalkan kontrol kualitas dan beradaptasi lebih cepat untuk menyesuaikan dengan perubahan rantai pasokan yang tiba-tiba.

2. Sistem keamanan siber

Tak sedikit perusahaan yang masih menggunakan sistem teknologi informasi lawas dengan perangkat lunak dalam operasionalnya. Hal ini berbahaya karena sistem yang usang menjadi sasaran empuk bagi para peretas.

Solusi micro data center pada edge computing pun bisa menjadi solusi untuk mendukung manajemen pabrik dalam meningkatkan sistem keamanan siber yang dapat secara otomatis diperbarui.

3. Kontrol kualitas dan keamanan

Konektivitas yang lebih andal dan cepat di edge computing memungkinkan integrasi seluruh lapisan proses. Solusi edgecomputing juga memungkinkan manajemen siklus hidup produk dan proses yang lebih terintegrasi.

Ada pula transfer data otomatis dari kontrol inti, eksekusi manufaktur (MES), dan sistem perencanaan sumber daya perusahaan (ERP) yang dapat meningkatkan kecepatan serta akurasi keputusan keamanan.

4. Pengendalian biaya

Ketika produsen makanan dan minuman memiliki kemampuan untuk mengumpulkan serta mengonsolidasikan segala informasi tentang produknya, produsen akan lebih mampu mengendalikan biaya sepanjang perjalanan produk.

Dengan menambahkan kode digital untuk setiap SKU produk, produsen dapat mengelola biaya dengan lebih baik, seperti konsumsi dan pemborosan energi (listrik, air), waktu henti, dan pengiriman.

Akses ke lebih banyak data secara berkelanjutan tersebut memungkinkan pengendalian biaya yang lebih baik dan berdampak langsung kepada peningkatan profitabilitas dan daya saing.

5. Proses produksi yang lebih lincah

Perusahaan yang sukses memanfaatkan konvergensi teknologi informasi dan operasional untuk memungkinkan akses ke data baru dapat mendorong tingkat kelincahan rantai pasokan yang lebih tinggi.

Fleksibilitas tersebut memungkinkan perubahan produk yang lebih cepat dengan meningkatkan kemampuan pabrikan untuk menskalakan produksi dari satu lini manufaktur ke lini produksi lain, baik di dalam pabrik tertentu atau di beberapa pabrik.

“Perusahaan makanan dan minuman perlu beralih ke solusi yang dapat digunakan untuk memantau dan mengontrol sistem. Solusi EcoStruxure for Food and Beverage dari Schneider Electric dan perangkat lunak AVEVA pun menawarkan insight untuk mengoptimalkan operasional secara end-to-end,” kata Yana.

Baca juga: Begini Pengelolaan Edge Data Center yang Cerdas dan Berkelanjutan

Selain itu, solusi micro data center juga memungkinkan pengoperasian peralatan teknologi informasi yang andal dan aman di lingkungan non-TI.

Adapun salah satu solusi micro data center dari Schneider Electric adalah EcoStruxure Micro Data Center Seri-C terbaru yang dilengkapi dengan UPS, unit distribusi daya (PDU), dan keamanan terintegrasi yang 60 persen terbukti dalam mendukung server tepi yang besar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghindari Kebakaran Rumah dengan Teknologi Smart Home

Hi moms! Momen pergantian tahun 2022 ke 2023 terasa berbeda dibandingkan perayaan dua tahun terakhir yang terbatas akibat pandemi Covid-19. Badan Kebijakan Transportasi (Baketrans) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi, potensi pergerakan masyarakat yang bepergian pada liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022 mencapai lebih dari 16 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 44,17 juta orang. Jumlah tersebut melonjak dua kal i lipat dibandingkan tahun lalu. Besarnya jumlah orang yang bepergian meninggalkan rumah menjadi perhatian khusus bagi keamanan tempat tinggal. Baca juga:  3 Hasil Penelitian Independen Schneider Electric Terkait Aksi Sustainability Industri Salah satu insiden yang kerap menjadi momok adalah kebakaran rumah. Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta mencatat, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, terdapat sekitar 8.004 peristiwa kebakaran di Jakarta. Distribution  Business Vice President of Schneider Electri

98 Persen Perusahaan Indonesia Telah Menetapkan Target Sustainability

Hi moms! Schneider Electric , p emimpin transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasi,   merilis hasil temuan  Survei Sustainability Tahunan  yang diselenggarakan di 9 negara di Asia,  meliputi Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Hasil survei tersebut menemukan 98 persen responden Indonesia menyatakan bahwa perusahaan mereka telah menetapkan target keberlanjutan ( sustainability ). Hanya saja, sebagian dari target yang dicanangkan merupakan target jangka pendek (kurang dari 4 tahun). Baca juga:  Elektrifikasi Jadi Solusi Sektor Tambang Mengurangi Jejak Karbon Meskipun hampir seluruh responden Indonesia sudah menetapkan target  sustainability , hanya 4 dari 10 pemimpin perusahaan yang menyatakan sudah melakukan aksi dan memiliki strategi  sustainability  yang komprehensif. Terlepas masih terdapat kesenjangan antara niat dan aksi, Indonesia termasuk negara yang memiliki tingkat kepercayaan yang sangat tinggi d

Elektrifikasi Jadi Solusi Sektor Tambang Mengurangi Jejak Karbon

Hi moms! Industri pertambangan memainkan peran penting dalam perekonomian global dan merupakan penggerak utama transisi energi global. Namun, sektor ini masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil, seperti solar, untuk menggerakkan peralatan dan operasinya. Industri pertambangan bertanggung jawab atas sekitar 4-7 persen emisi karbon global. Peralatan dan operasional bertenaga diesel menyumbang sebagian besar emisi ini. Data International Council on Mining and Metals (ICMM) menunjukkan, 30-80 persen emisi gas rumah kaca dihasilkan oleh sebuah tambang (tergantung pada geografi lokasi tambang dan material yang ditambang). Baca juga:  Schneider Electric Launching Sustainability School di Indonesia Meskipun demikian, sektor pertambangan memiliki peran vital dalam membangun dunia yang lebih berkelanjutan. Sebab, teknologi energi ramah lingkungan, seperti pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga angin, dan kendaraan listrik (EV) membutuhkan lebih banyak logam da