Langsung ke konten utama

Schneider Electric Dukung PLN Tingkatkan Efisiensi dan Produktivitas Pendistribusian Listrik ke Seluruh Indonesia

Schneider Electric dukung PLN dalam digitalisasi panel listrik

Hai moms!

Salah satu pemimpin transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasi, Schneider Electric mendukung rencana digitalisasi PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jakarta Jaya (PLN UID Jaya) dengan melakukan kerja sama uji coba digitalisasi panel listrik.

Pada tahap awal, Schneider Electric telah memasang dan mengoperasikan produk Smart Ring Main Unit (RMU) Kubikel TM Fully Gas Insulated di Gardu PLN UP3 Lenteng Agung, Jakarta Selatan yang diintegrasikan dengan sistem SCADA di kantor UP2D Jakarta Raya.

Baca juga: Yuk Bergerak, Negara Harus Lakukan 3 Tindakan Atasi Perubahan Iklim

Smart RMU Kubikel TM Fully Gas Insulated merupakan solusi dari Schneider Electric yang memungkinkan optimalisasi performa panel listrik, meningkatkan keamanan dan keandalan distribusi listrik di lingkungan yang kurang mendukung, serta memungkinkan pengelolaan biaya operasional dan pemeliharaan yang lebih efisien.

Smart RMU terkoneksi dengan arsitektur EcoStruxure Grid yang dapat mengintegrasikan dan mengelola data untuk pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan.

Solusi itu dilengkapi dengan sensor termal nirkabel dan aplikasi telepon pintar yang menggantikan infra-red thermal scanning. Sensor termal nirkabel dapat memberikan peringatan dini terhadap suatu kondisi yang berpontensi memicu terjadinya masalah koneksi dan potensi kebakaran atau percikan api akibat gangguan arus hubungan singkat.

Baca juga: Penerapan IoT dan Edge Computing di Industri Pertambangan

Adapun pemanfaatan produk Smart RMU dari Schneider Electric memungkinkan PLN melakukan kontrol jarak jauh terhadap performa panel, efisiensi waktu pemeliharaan, meningkatkan akurasi pembacaaan arus tengangan panel, dan meningkatkan keamanan staf teknis terhadap potensi kecelakaan kerja.

Melalui pemanfaatan teknologi digital berbasis Internet of Things (IoT), PLN dapat mengintegrasikan proses, membuat keputusan yang lebih akurat berbasis data, serta tetap kompetitif dalam mendukung kebutuhan distribusi listrik yang lebih aman, andal, efisien, dan sustainable di era industri 4.0.

Sebagai informasi, Schneider Electric juga memiliki solusi Kubikel TM SF6 Free yang lebih ramah lingkungan karena tidak menggunakan gas SF6 yang berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca.

Baca juga: Schneider Electric Indonesia Peroleh Pengakuan sebagai Great Place to Work

Ke depan, Schneider Electric berencana melakukan kerja sama uji coba lanjutan dengan pihak PLN untuk mengimplementasikan solusi Kubikel TM SF6 Free di gardu listriknya.

Sebagai mitra digital dalam pengelolaan energi dan automasi, Schneider Electric berkomitmen untuk terus mengembangkan solusi-solusi inovatif yang tidak hanya berdampak terhadap performa bisnis pelanggan, tetapi juga memberikan dampak lingkungan dan prinsip keberlanjutan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghindari Kebakaran Rumah dengan Teknologi Smart Home

Hi moms! Momen pergantian tahun 2022 ke 2023 terasa berbeda dibandingkan perayaan dua tahun terakhir yang terbatas akibat pandemi Covid-19. Badan Kebijakan Transportasi (Baketrans) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi, potensi pergerakan masyarakat yang bepergian pada liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022 mencapai lebih dari 16 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 44,17 juta orang. Jumlah tersebut melonjak dua kal i lipat dibandingkan tahun lalu. Besarnya jumlah orang yang bepergian meninggalkan rumah menjadi perhatian khusus bagi keamanan tempat tinggal. Baca juga:  3 Hasil Penelitian Independen Schneider Electric Terkait Aksi Sustainability Industri Salah satu insiden yang kerap menjadi momok adalah kebakaran rumah. Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta mencatat, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, terdapat sekitar 8.004 peristiwa kebakaran di Jakarta. Distribution  Business Vice President of Schneider Electri

98 Persen Perusahaan Indonesia Telah Menetapkan Target Sustainability

Hi moms! Schneider Electric , p emimpin transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasi,   merilis hasil temuan  Survei Sustainability Tahunan  yang diselenggarakan di 9 negara di Asia,  meliputi Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Hasil survei tersebut menemukan 98 persen responden Indonesia menyatakan bahwa perusahaan mereka telah menetapkan target keberlanjutan ( sustainability ). Hanya saja, sebagian dari target yang dicanangkan merupakan target jangka pendek (kurang dari 4 tahun). Baca juga:  Elektrifikasi Jadi Solusi Sektor Tambang Mengurangi Jejak Karbon Meskipun hampir seluruh responden Indonesia sudah menetapkan target  sustainability , hanya 4 dari 10 pemimpin perusahaan yang menyatakan sudah melakukan aksi dan memiliki strategi  sustainability  yang komprehensif. Terlepas masih terdapat kesenjangan antara niat dan aksi, Indonesia termasuk negara yang memiliki tingkat kepercayaan yang sangat tinggi d

Elektrifikasi Jadi Solusi Sektor Tambang Mengurangi Jejak Karbon

Hi moms! Industri pertambangan memainkan peran penting dalam perekonomian global dan merupakan penggerak utama transisi energi global. Namun, sektor ini masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil, seperti solar, untuk menggerakkan peralatan dan operasinya. Industri pertambangan bertanggung jawab atas sekitar 4-7 persen emisi karbon global. Peralatan dan operasional bertenaga diesel menyumbang sebagian besar emisi ini. Data International Council on Mining and Metals (ICMM) menunjukkan, 30-80 persen emisi gas rumah kaca dihasilkan oleh sebuah tambang (tergantung pada geografi lokasi tambang dan material yang ditambang). Baca juga:  Schneider Electric Launching Sustainability School di Indonesia Meskipun demikian, sektor pertambangan memiliki peran vital dalam membangun dunia yang lebih berkelanjutan. Sebab, teknologi energi ramah lingkungan, seperti pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga angin, dan kendaraan listrik (EV) membutuhkan lebih banyak logam da