Langsung ke konten utama

Schneider Electric dan Meratus Jalin Kerja Sama Strategis

Kerja sama Meratus dan Schneider Electric untuk mengurangi emisi karbon dan wujudkan transformasi digital

Hai moms!

Perusahaan yang berfokus pada transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasi, Schneider Electric berkolaborasi dengan Meratus, sebuah perusahaan maritim dan logistik Indonesia yang menyediakan solusi transportasi point-to-point.

Adapun nota kesepahaman yang telah ditandatangani menetapkan model co-creation berkelanjutan melalui kolaborasi yang akan menilai dan meninjau aspek-aspek penggerak bisnis strategis, seperti pengalaman pelanggan, kinerja operasional, strategi sustainability, platform data, dan model bisnis komersial.

Baca juga: Yuk Bergerak, Negara Harus Lakukan 3 Tindakan Atasi Perubahan Iklim

Nantinya, kerangka implementasi kerja sama akan mencakup pendefinisian kembali tujuan bisnis, mengeksplorasi pengalaman lebih yang dapat diberikan kepada konsumen, meningkatkan keterlibatan dan mengevaluasi apa yang terbaik untuk mengatasi tantangan, serta diikuti dengan pendekatan pengembangan dan solusi bersama yang dibutuhkan untuk mendorong adaptasi, pengoptimalan, dan perbaikan.

Melalui kolaborasi tersebut, Schneider Electric akan bersama-sama membuat peta jalan yang dapat mendukung transformasi digital Meratus menjadi bisnis yang lebih customer-centric, berkelanjutan, serta efisien.

Keduanya berkomitmen untuk mengurangi tantangan logistik dan layanan yang kompleks. Kedua perusahaan juga ingin menciptakan solusi yang dapat mengurangi jejak karbon dan memberikan kecepatan, visibilitas, serta pengalaman luar biasa kepada konsumen.

Baca juga: Penerapan IoT dan Edge Computing di Industri Pertambangan

CEO Meratus Farid Belbouab mengatakan, pihaknya memilih Schneider Electric sebagai partner karena perusahaan asal Prancis ini memiliki pendekatan kolaboratif yang andal serta memiliki kepemimpinan dan keahlian yang mumpuni di sektor logistik dan maritim. Keunggulan ini akan membawa nilai signifikan bagi pasar Meratus.

“Dengan Schneider Electric, kami dapat memanfaatkan pengalaman mereka untuk terus membawa perubahan bagi industri dan membangun peta jalan yang lebih berkelanjutan bagi ekosistem kami,” jelas Farid.

Senior Vice President Process Automation APAC Schneider Electric Neil Smith menyambut baik kerja sama tersebut. Pihaknya merasa terhormat menjadi mitra Meratus untuk bisnis dan transformasi digitalnya.

Baca juga: Dapat Penghargaan Lagi, Schneider Electric Jadi Perusahaan dengan Label Great Place to Work

“Semangat kami dalam meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan operasional sangat sesuai dengan ambisi Meratus dalam meningkatkan kinerja bisnis dan mengurangi jejak karbon,” ujar Neil.

Sebagai informasi, Schneider Electric menghadirkan keahlian konsultasi, solusi digital dan data, serta kemampuan eksekusi terbaik. 

Melalui unit bisnis process automation, Schneider Electric mendukung proses transformasi digital klien di seluruh Asia Pasifik dari berbagai sektor industri, seperti logistik, rantai pasokan, minyak dan gas, serta pembangkit energi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghindari Kebakaran Rumah dengan Teknologi Smart Home

Hi moms! Momen pergantian tahun 2022 ke 2023 terasa berbeda dibandingkan perayaan dua tahun terakhir yang terbatas akibat pandemi Covid-19. Badan Kebijakan Transportasi (Baketrans) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi, potensi pergerakan masyarakat yang bepergian pada liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022 mencapai lebih dari 16 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 44,17 juta orang. Jumlah tersebut melonjak dua kal i lipat dibandingkan tahun lalu. Besarnya jumlah orang yang bepergian meninggalkan rumah menjadi perhatian khusus bagi keamanan tempat tinggal. Baca juga:  3 Hasil Penelitian Independen Schneider Electric Terkait Aksi Sustainability Industri Salah satu insiden yang kerap menjadi momok adalah kebakaran rumah. Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta mencatat, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, terdapat sekitar 8.004 peristiwa kebakaran di Jakarta. Distribution  Business Vice President of Schneider Electri

98 Persen Perusahaan Indonesia Telah Menetapkan Target Sustainability

Hi moms! Schneider Electric , p emimpin transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasi,   merilis hasil temuan  Survei Sustainability Tahunan  yang diselenggarakan di 9 negara di Asia,  meliputi Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Hasil survei tersebut menemukan 98 persen responden Indonesia menyatakan bahwa perusahaan mereka telah menetapkan target keberlanjutan ( sustainability ). Hanya saja, sebagian dari target yang dicanangkan merupakan target jangka pendek (kurang dari 4 tahun). Baca juga:  Elektrifikasi Jadi Solusi Sektor Tambang Mengurangi Jejak Karbon Meskipun hampir seluruh responden Indonesia sudah menetapkan target  sustainability , hanya 4 dari 10 pemimpin perusahaan yang menyatakan sudah melakukan aksi dan memiliki strategi  sustainability  yang komprehensif. Terlepas masih terdapat kesenjangan antara niat dan aksi, Indonesia termasuk negara yang memiliki tingkat kepercayaan yang sangat tinggi d

Elektrifikasi Jadi Solusi Sektor Tambang Mengurangi Jejak Karbon

Hi moms! Industri pertambangan memainkan peran penting dalam perekonomian global dan merupakan penggerak utama transisi energi global. Namun, sektor ini masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil, seperti solar, untuk menggerakkan peralatan dan operasinya. Industri pertambangan bertanggung jawab atas sekitar 4-7 persen emisi karbon global. Peralatan dan operasional bertenaga diesel menyumbang sebagian besar emisi ini. Data International Council on Mining and Metals (ICMM) menunjukkan, 30-80 persen emisi gas rumah kaca dihasilkan oleh sebuah tambang (tergantung pada geografi lokasi tambang dan material yang ditambang). Baca juga:  Schneider Electric Launching Sustainability School di Indonesia Meskipun demikian, sektor pertambangan memiliki peran vital dalam membangun dunia yang lebih berkelanjutan. Sebab, teknologi energi ramah lingkungan, seperti pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga angin, dan kendaraan listrik (EV) membutuhkan lebih banyak logam da