Langsung ke konten utama

Moms, Ini Penyebab Game Online Sering Lemot saat Dimainkan Anak

game online sering lemot, industri gaming harus melakukan desentralisasi data center

Hai moms, seiring berjalannya waktu, industri game online semakin tumbuh. Hal ini juga sejalan dengan perkembangan dunia teknologi yang semakin deras. Bahkan, selama pandemi Covid-19 menyerang, pertumbuhan pengembang game di Indonesia naik 10-20 persen, menurut data Asosiasi Game Indonesia (AGI).

Bila dilihat dari perspektif data center, pertumbuhan game online yang begitu masif ini bagaikan pisau bermata dua lho moms. Memang, game online punya banyak kelebihan dan kemudahan untuk dimainkan. Dengan modal smartphone dan jaringan internet, game online sudah bisa dinikmati banyak orang.

Namun, seiring bertambahnya pengguna game online, kemungkinan untuk game tersebut down semakin besar. Melansir laman Schneider Electric, pada saat bermain terkadang ada momen di mana game tersebut mengalami laging secara tiba-tiba. 

Ternyata, permasalahan tersebut ada pada sistem cloud yang menaungi data game.

Cloud sendiri merupakan sistem komputasi tak terlihat yang berbasis layaknya sebuah awan. Fungsi dari cloud ini adalah menyimpan dan mengolah data secara real time. Meskipun cloud merupakan sistem terpadu dalam pengolahan data, tetapi sifatnya terbatas.

Seiring berjalannya waktu, banyak pengguna yang memanfaatkan cloud secara bersamaan. Hal inilah yang akan mengurangi kecepatan pembacaan data moms. Untuk mengatasi problematika itu, ada solusinya, yakni pemanfaatan sistem komputasi edge dengan cara desentralisasi cloud dan menyebar kapasitasnya.

Dengan melakukan desentralisasi cloud, data tidak hanya terpusat pada satu sumber. Jadi, data yang dikelola oleh satu cloud dengan cloud lainnya tidak bertabrakan. Penyimpanan dan pengelolaan data dari game pun menjadi lebih ringan. Jadinya, game yang dimainkan akan terhindar dari masalah lemot.

Baca juga: Era Digital, Data Center Harus Efisien dan Sustainable

Namun, menggunakan sistem edge memang tak bisa lepas dari tantangan lain, yakni berupa pemeliharaan data center yang semakin banyak dan tersebar. Dengan tersebarnya lokasi data center, maka beban kerja teknisi teknologi informasi (IT) yang standby semakin berat.

Untuk itu, industri gaming perlu menggunakan sistem data center terpadu seperti yang dimiliki Schneider Electric dengan teknologi EcoStruxure. Teknologi EcoStruxure ini mampu mengoptimalkan performa infrastruktur jaringan, memitigasi masalah sebelum terjadi, dan memungkinkan perangkat (device) sesuai dengan ekosistem yang dibutuhkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghindari Kebakaran Rumah dengan Teknologi Smart Home

Hi moms! Momen pergantian tahun 2022 ke 2023 terasa berbeda dibandingkan perayaan dua tahun terakhir yang terbatas akibat pandemi Covid-19. Badan Kebijakan Transportasi (Baketrans) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi, potensi pergerakan masyarakat yang bepergian pada liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022 mencapai lebih dari 16 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 44,17 juta orang. Jumlah tersebut melonjak dua kal i lipat dibandingkan tahun lalu. Besarnya jumlah orang yang bepergian meninggalkan rumah menjadi perhatian khusus bagi keamanan tempat tinggal. Baca juga:  3 Hasil Penelitian Independen Schneider Electric Terkait Aksi Sustainability Industri Salah satu insiden yang kerap menjadi momok adalah kebakaran rumah. Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta mencatat, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, terdapat sekitar 8.004 peristiwa kebakaran di Jakarta. Distribution  Business Vice President of Schneide...

Kapan Waktu yang Tepat untuk Mengganti UPS?

Hi moms! Seperti semua peralatan IT lainnya, uninterruptible power supply (UPS) memiliki masa pakai yang terbatas. Rata-rata siklus hidup UPS biasanya adalah 8-10 tahun. Baterai perlu diganti setidaknya 3x selama masa pakainya. Tentu saja, ketika UPS mencapai akhir masa pakai, UPS harus diganti untuk mengurangi waktu henti. Dunia usaha kini dapat menghemat uang dan mengurangi jejak karbon dengan mengganti UPS ke model yang lebih berkelanjutan dan kaya fitur, khususnya di lokasi edge computing . Model UPS yang lebih baru menawarkan banyak keuntungan, seperti lebih kecil, lebih ringan, dan dilengkapi dengan baterai yang memiliki masa pakai lebih lama. Baca juga:  Bagaimana Skema Kredit Karbon yang Dilakukan Indonesia? Untuk membantu mengurangi emisi karbon, beberapa model UPS baru juga dibuat dengan bahan ramah lingkungan, termasuk logam daur ulang. Perkembangan ini penting karena semakin banyak perusahaan yang hanya membeli peralatan yang memenuhi spesifikasi lingkungan yang ...

Upaya Schneider Electric Mencari Solusi Berkelanjutan

Hi moms! Inovasi adalah kunci untuk memastikan bahwa perusahaan transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasi, Schneider Electric, selalu menjadi yang terdepan dan memberikan solusi terbaik kepada pelanggan. Inovasi ada dalam DNA Schneider Electric ; ini adalah semangat dan landasan pertumbuhan perusahaan ini. Schneider Electric juga selalu berkomitmen untuk mencapai tujuan keberlanjutan dalam dekarbonisasi, program Green Premium, pengemasan berkelanjutan, dan ekonomi sirkular. Baca juga:  Elektrifikasi Jadi Solusi Sektor Tambang Mengurangi Jejak Karbon Dalam automasi industri, ambisi kolektif Schneider Electric adalah menciptakan solusi berkelanjutan melalui produk, sistem, dan layanan masa depan yang mengurangi dampak lingkungan dari pelanggan serta Schneider Electric sendiri. Menggabungkan kecenderungan terhadap inovasi dan keberlanjutan , baru-baru ini Schneider Electric meluncurkan tantangan keberlanjutan internal dan ide inovasi, yang bertujuan untuk men...