Pernah ngebayangin gak ngerinya kalo ada kebakaran? Api semakin besar seiring angin yang berembus. Di satu sisi, rumah yang berdempetan bisa bikin api cepet merembet. Hiiih ngeri ngebayanginnya, moms.
Soalnya aku dulu pernah ngalamin pengalaman ini. Ya, meskipuun rumahku gak sempet terbakar karena api berhasil dipadamin beberapa rumah sebelum aku. Tapi, kalo aku inget-inget lagi serem banget.
Ini nih yang bikin aku kepikiran kalo setiap rumah itu harus ada alarm kebakaran atau detektor asap (smoke alarm). Fungsinya, jelas, alat ini akan memberitahu pemilik rumah kalo ada indikasi hadirnya asap.
Oleh karena itu, aku mau sedikit sharing nih pentingnya instalasi alarm kebakaran di rumah. Pasangnya juga gak boleh asal, ada kiatnya moms. Untuk info lengkapnya, simak ulasan aku yaa.
1. Pilih lokasi
Saat mau memasang alarm kebakaran, pilih lokasi terbaik. Aku baca di website Schneider Electric, sebaiknya satu alarm ada di setiap lantai rumah.
Untuk lokasi terbaik, moms bisa memasang alarm di dalam kamar tidur, ruang keluarga, dan ruang tamu. Selain itu, tempatkan alarm di tempat yang dapat mendeteksi asap secara efektif.
Hindari memasang alarm kebakaran di area yang terdapat ruang udara mati, seperti dekat dinding, sudut ruangan, atau di antara sekat.
Lokasi lain yang harus dihindari:
· Daerah yang rentan terhadap serangga atau debu.
· Area dekat kamar mandi (rawan akan uap air hangat).
· Lokasi dekat AC atau ventilasi udara (bisa jadi asap terbawa angin).
2. Pilih sirkuit yang cocok
Hindari pemasangan kabel dekat kipas angin. Soalnya, saat kipas dihidupkan atau kecepatan kipas berubah, ini dapat memengaruhi gaya gerak listrik cuy. Alhasil, detektor asap bisa dapat gangguan listrik. Idealnya, pasang alarm asap di sirkuit terpisah.
Selain itu, jauhkan kabel interkoneksi sejauh mungkin dari pemasangan kabel arus tinggi, seperti kabel yang menuju AC. Ini menghindari medan magnet dari kabel lain yang menginduksi tegangan ke kabel interkoneksi yang berpotensi menyebabkan alarm palsu.
Baca juga: Tagihan Listrik Membludak? Yuk Ikuti Tips Hemat Listrik ala The Momfullness
3. Pemasangan
Sebelum mengebor langit-langit, pastikan alarm kebakaran jauh dari debu hasil serpihan yang jatuh ya moms. Pastiin juga penutup pelindung debu sudah terpasang.
Permukaan atas alarm pun harus rata dengan langit-langit untuk menghindari debu masuk ke alarm kebakaran. Ini juga dilakukan untuk memastikan alarm kebakaran menempel dengan benar.
4. Pengujian
Setelah pemasangan, moms bisa melepaskan penutup pelindung debu. Lalu, periksa baterai dengan mengecek lampu LED merah yang berkedip setiap beberapa detik. Uji alarm dengan menekan tombol tes.
Ulangi prosedur ini untuk memastikan semua alarm dapat berbunyi selama pengujian. Jika semua sudah beroperasi dengan benar, maka alarm kebakaran sudah selesai dipasang.
Nah, dengan adanya alarm kebakaran ini, rumah pasti jadi lebih aman dari ancaman kebakaran. Untuk hasil yang lebih oke, ada baiknya seluruh rumah di komplek moms juga memakai alarm kebakaran ya moms.
Jadi, jangan lupa bagikan artikel ini ke teman-teman moms supaya semua bisa tau yaaa.
Dadaaaah. Terima kasih udah baca tulisan aku sampe abis. Mmuach!
Komentar
Posting Komentar