Langsung ke konten utama

4 Ide Bisnis Baru yang Lebih Ramah Lingkungan

paradigma pemikiran masyarakat mendorong tumbuhnya ide bisnis baru yang inovatif dan ramah lingkungan

Di bidang ekonomi, perubahan paradigma pemikiran masyarakat mendorong tumbuhnya ide bisnis baru yang inovatif dan ramah lingkungan. Perubahan iklim, keberlanjutan, dan pemanasan global juga menjadi beberapa topik yang kerap diperbincangkan akhir-akhir ini.

Dalam artikel ini, ada beberapa dari sekian banyak ide bisnis ramah lingkungan yang mungkin bisa membuka jalan bagi masa depan yang berkelanjutan, lebih hijau, dan lebih sehat.

1. Pentingnya eco-consulting

Saat ini, orang-orang dari setiap lapisan masyarakat berusaha untuk belajar lebih banyak tentang bagaimana mereka dapat membantu mencapai tujuan keberlanjutan dengan cara mereka sendiri. Namun, masih banyak orang yang belum memiliki pengetahuan komprehensif tentang semua opsi yang bisa dilakukan.

Baca juga: Maksimalkan Potensi Industri 4.0, Perusahaan di Indonesia Perlu Interoperabilitas

Di sinilah peran eco-consulting atau konsultasi lingkungan yang bisa dilakukan oleh aktivis lingkungan kepada masyarakat. Melalui eco-consulting, masyarakat akan mendapatkan informasi atau pengetahuan lebih komprehensif tentang lingkungan dan bagaimana mereka bisa berkontribusi sesuai dengan ranah masing-masing.

Hal tersebut salah satunya dilakukan oleh perusahaan yang berfokus pada energi dan automasi, Schneider Electric. Perusahaan ini telah melakukan upaya yang konsisten untuk mengembangkan solusi kelistrikan yang sangat efisien dan andal dengan tingkat produktivitas yang lebih baik.

2. Bahan baku berkelanjutan untuk konstruksi

Untuk membangun bangunan apa pun, baik untuk keperluan rumah tangga, industri, atau komersial, sangat penting untuk berinvestasi pada bahan baku berkualitas tinggi. Hal ini untuk memastikan sebuah bangunan dibangun dengan baik, kuat, dan andal.

Di lain sisi, saat ini banyak pula tersedia bahan bangunan yang lebih ramah lingkungan. Misalnya, perusahaan dapat menggunakan bahan limbah untuk membangun sistem pendukung transportasi umum, seperti tiang pancang dan pembatas jalan.

Baca juga: Upaya Schneider Electric Wujudkan Percepatan Transisi Energi Bersih di Indonesia

Dengan kata lain, alih-alih menggunakan bahan yang tidak berkelanjutan seperti beton dan baja, perusahaan dapat memanfaatkan plastik daur ulang dan limbah industri lainnya.

3. Kolaborasi bisnis ramah lingkungan

Pertumbuhan sektor kecantikan dan dermatologi meningkat beberapa tahun terakhir. Orang-orang menghabiskan banyak uang untuk merawat diri mereka sendiri, yang secara otomatis meningkatkan kebutuhan akan salon kecantikan, spa, resor, dan fasilitas serupa lain.

Saat ini, para peneliti dan ahli telah mengembangkan beberapa jenis peralatan yang dapat menyatukan berbagai komponen alam untuk menghasilkan produk yang alami, ramah lingkungan, dan organik.

Baca juga: Kerja Jarak Jauh Jadi Lebih Kolaboratif dan Produktif dengan Bantuan Cloud Computing

Oleh karena itu, salah satu ide bisnis ramah lingkungan yang paling banyak digunakan adalah menggabungkan tata rias dengan ide-ide berkelanjutan yang memberi jalan pada sampo, masker wajah, kondisioner, atau perawatan rambut menggunakan bahan alami.

4. Bisnis ramah lingkungan dengan green financing               

Orang akan mengadopsi ide atau prinsip hanya jika mereka benar-benar memahaminya. Meskipun pemerintah, pekerja sosial, organisasi nirlaba, dan lembaga sosial masyarakat (LSM) terus-menerus menyosialisasikan perlunya cara hidup yang berkelanjutan, itu masih belum cukup untuk menciptakan dampak yang membawa perubahan.

Di sinilah istilah green financing atau keuangan hijau adalah salah satu ide bisnis ramah lingkungan yang bisa dijajal untuk berinvestasi.

Baca juga: 3 Faktor Utama Data Center dan Colocation Prioritaskan Sustainability

Dalam istilah awam, pembiayaan hijau mengacu pada proses peningkatan tingkat aliran keuangan dari sektor nirlaba, swasta, dan publik ke prioritas pembangunan berkelanjutan serta ramah lingkungan. Jadi, keuangan hijau memberikan dukungan kepada proyek-proyek tingkat masyarakat dan lokal dengan memprioritaskan lingkungan dan berkelanjutan.

Itulah beberapa ide ramah lingkungan yang bisa menjadi inspirasi industri untuk mewujudkan dunia yang bebas dari emisi gas buang di masa mendatang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghindari Kebakaran Rumah dengan Teknologi Smart Home

Hi moms! Momen pergantian tahun 2022 ke 2023 terasa berbeda dibandingkan perayaan dua tahun terakhir yang terbatas akibat pandemi Covid-19. Badan Kebijakan Transportasi (Baketrans) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi, potensi pergerakan masyarakat yang bepergian pada liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022 mencapai lebih dari 16 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 44,17 juta orang. Jumlah tersebut melonjak dua kal i lipat dibandingkan tahun lalu. Besarnya jumlah orang yang bepergian meninggalkan rumah menjadi perhatian khusus bagi keamanan tempat tinggal. Baca juga:  3 Hasil Penelitian Independen Schneider Electric Terkait Aksi Sustainability Industri Salah satu insiden yang kerap menjadi momok adalah kebakaran rumah. Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta mencatat, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, terdapat sekitar 8.004 peristiwa kebakaran di Jakarta. Distribution  Business Vice President of Schneider Electri

98 Persen Perusahaan Indonesia Telah Menetapkan Target Sustainability

Hi moms! Schneider Electric , p emimpin transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasi,   merilis hasil temuan  Survei Sustainability Tahunan  yang diselenggarakan di 9 negara di Asia,  meliputi Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Hasil survei tersebut menemukan 98 persen responden Indonesia menyatakan bahwa perusahaan mereka telah menetapkan target keberlanjutan ( sustainability ). Hanya saja, sebagian dari target yang dicanangkan merupakan target jangka pendek (kurang dari 4 tahun). Baca juga:  Elektrifikasi Jadi Solusi Sektor Tambang Mengurangi Jejak Karbon Meskipun hampir seluruh responden Indonesia sudah menetapkan target  sustainability , hanya 4 dari 10 pemimpin perusahaan yang menyatakan sudah melakukan aksi dan memiliki strategi  sustainability  yang komprehensif. Terlepas masih terdapat kesenjangan antara niat dan aksi, Indonesia termasuk negara yang memiliki tingkat kepercayaan yang sangat tinggi d

Elektrifikasi Jadi Solusi Sektor Tambang Mengurangi Jejak Karbon

Hi moms! Industri pertambangan memainkan peran penting dalam perekonomian global dan merupakan penggerak utama transisi energi global. Namun, sektor ini masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil, seperti solar, untuk menggerakkan peralatan dan operasinya. Industri pertambangan bertanggung jawab atas sekitar 4-7 persen emisi karbon global. Peralatan dan operasional bertenaga diesel menyumbang sebagian besar emisi ini. Data International Council on Mining and Metals (ICMM) menunjukkan, 30-80 persen emisi gas rumah kaca dihasilkan oleh sebuah tambang (tergantung pada geografi lokasi tambang dan material yang ditambang). Baca juga:  Schneider Electric Launching Sustainability School di Indonesia Meskipun demikian, sektor pertambangan memiliki peran vital dalam membangun dunia yang lebih berkelanjutan. Sebab, teknologi energi ramah lingkungan, seperti pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga angin, dan kendaraan listrik (EV) membutuhkan lebih banyak logam da