Hai moms!
Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang sangat besar terhadap kelangsungan
bisnis pada sektor komersial. Mereka perlu cepat beradaptasi dengan normal baru
bila tidak ingin terjun bebas ke jurang kerugian.
Tak hanya itu, sektor komersial juga perlu memikirkan cara beroperasi
dan menjalankan bisnis untuk memenuhi permintaan pelanggan serta perilaku
berbelanja yang terus berkembang di era new
normal.
Baca juga: Hadapi Defisit Air di 2030, Perusahaan Pengelolaan Air Wajib Terapkan Teknologi Smart Water
Sebagai informasi, ada sejumlah tantangan yang kini dihadapi
sektor komersial di tengah masa krisis akibat pandemi, mulai dari pengelolaan
operasional dari jarak jauh hingga gangguan dalam rantai pasokan.
Untuk mengetahui lebih lanjut tantangan apa yang menanti sektor
bisnis di masa depan, simak ulasan yang bersumber dari rilis resmi Schneider Electric berikut.
1. Visibilitas lebih besar
Seluruh mesin di fasilitas industri atau manufaktur yang
menghasilkan data perlu dikontrol dan dikelola secara efektif sehingga
memberikan nilai bagi kegiatan operasional. Di sinilah sistem teknologi edge
akan melakukan lebih banyak analisis.
Sistem pemrosesan teknologi edge umumnya berada
di fasilitas atau lokasi yang paling dekat dengan sensor sehingga industri bisa
mendapatkan visibilitas lebih besar terhadap data yang dihasilkan. Data
tersebut pun bisa langsung dianalisis dengan cepat.
2. Pengelolaan ledakan data
Perusahaan yang berinvestasi pada teknologi kecerdasan buatan (AI), pembelajaran mesin (machine learning), dan automasi proses robotik (RPA) akan mendapatkan pertumbuhan eksplosif selama beberapa tahun ke depan. Diperkirakan sekitar setengah dari perusahaan-perusahaan tersebut akan menggunakan teknologi ini dalam skala besar pada 2025.
Baca juga: Jangan Ketinggalan Zaman, IKM Harus Lakukan Digitalisasi Pengelolaan Energi Sekarang Juga!
Dengan pertumbuhan dan adopsi teknologi yang lebih besar, akan terjadi fenomena yang disebut ledakan data. International Data Corporation (IDC) memperkirakan akan ada 80 miliar perangkat yang terhubung dan menghasilkan 180 triliun gigabyte data baru pada 2025.
Dengan perkembangan perangkat yang terhubung tersebut, industri komersial perlu memahami dan mengatasi tantangan ini agar tidak tertinggal.
3. Integrasi antara teknologi operasional dan teknologi informasi
Didorong oleh percepatan peningkatan teknologi pintar, banyak industri yang memanfaatkan Industrial Internet of Things (IIoT), robot, sensor, perangkat pintar, dan analitik data real-time untuk mengintegrasikan dan mengautomasi berbagai tugas dari sistem manufaktur.
Namun, integrasi teknologi operasional (OT) dan teknologi informasi (IT) seringkali tidak berjalan mulus dan bahkan dikelola secara terpisah.
Untuk mengatasainya, industri dapat mengombinasikan teknologi edge computing dan perangkat IIoT untuk mempermudah penyederhanaan proses kerja, mengoptimalkan rantai pasokan, dan menciptakan pabrik pintar.
Business Vice President Secure Power Schneider Electric Indonesia
& Timor Leste Yana Achmad Haikal mengatakan, perusahaan komersial dan industri saat
ini didorong oleh kebutuhan untuk mengubah dan merangkul digitalisasi guna
memenuhi tuntutan pasar, tetap relevan, dan mempertahankan ketahanan bisnis.
“Latensi rendah, kapasitas bandwidth yang tinggi,
dan komputasi terpercaya yang hadir melalui teknologi industrial edge dapat
memberi daya dalam membangun ekosistem operasional yang always on dan
tak diragukan lagi merupakan solusi untuk kelangsungan bisnis yang efektif,” jelas Yana.
Dengan memperhatikan tiga tantangan di atas, industri dan sektor komersial pun diharapkan dapat lebih siap dalam menghadapi era edge computing di masa mendatang dan memastikan ketahanan serta kelangsungan bisnis dapat diraih.
Komentar
Posting Komentar