Hai moms!
Perusahaan global dalam transformasi digital di pengelolaan
energi dan otomasi, Schneider Electric mengumumkan temuan survei Tech Research
Asia (TRA) tentang edge computing di
Asia Pasifik.
Laporan tersebut mencakup berbagai insight dari 15 Chief Information Officers (CIO) dan 1.100 pimpinan
sektor teknologi informasi (TI) di berbagai industri.
Adapun konteks dari survei tersebut membahas keadaan TI pada era sekarang, tujuan dan penggunaan edge computing, serta panduan di masa mendatang. Laporan ini juga membahas insight terhadap edge computing pada lima segmen industri secara lebih mendalam.
Baca juga: Tumbuh Kian Cepat, Industri Manufaktur Perlu Lakukan Transformasi Digital
Survei tersebut terdiri dari penelitian ekstensif dan wawancara mendalam dengan responden di berbagai industri dari Australia, Jepang, Singapura, Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, Korea Selatan, Filipina, dan Taiwan.
Manfaat edge computing
Laporan tersebut mengungkapkan bahwa 72 persen responden
yang telah mengadopsi edge computing
melihat manfaat dalam pengurangan biaya TI, diikuti dengan penurunan biaya
operasional sebanyak 46 persen dan peningkatan kepuasan pelanggan sebesar 34
persen.
Sektor pendidikan tinggi menempati urutan teratas dengan jumlah
68 persen sebagai sektor yang telah mengadopsi edge computing.
Demikian pula di sektor healthcare.
Sekitar setengah dari responden di industri ini menyatakan telah mengadopsi edge computing. Sejumlah 80 persennya
adalah pengguna yang sudah ada dari beberapa bentuk layanan cloud computing.
Salah satu alasan utama pemanfaatan teknologi edge computing adalah berkurangnya
masalah bandwidth dan latensi,
memenuhi kewajiban terhadap aspek keamanan, serta meningkatkan efisiensi biaya.
Di sektor layanan keuangan, preferensi terhadap komputasi edge cukup tinggi. Sebanyak 63 persen institusi layanan keuangan di Asia Pasifik menyatakan telah mengadopsi edge computing.
Adopsi edge computing
Terkait adopsi pasar, sekitar 28 persen pemimpin TI di kawasan
Asia Pasifik menyatakan bahwa mereka memanfaatkan edge computing di berbagai lokasi dengan tambahan pengguna baru
sebanyak 38 persen dalam 24 bulan ke depan. Hal ini juga diharapkan dapat
mendorong peningkatan jumlah lokasi dari rata-rata 7 lokasi menjadi 11 lokasi.
Baca juga: 4 Prediksi Schneider Electric Terkait Peran Internet di 2021
Sebanyak 39 persen responden perusahaan di Indonesia
menyatakan bahwa mereka sudah mengadopsi edge
computing. Sedangkan sekitar 40 persen lainnya u baru mengenal, tetapi
memahami konsepnya.
Adapun beberapa tujuan utama pemanfaatan edge computing bagi perusahaan, di antaranya:
- Solusi edge memberikan pengalaman yang lebih baik dan memungkinkan pelanggan mengakses data dan aplikasi dengan lebih aman dan cepat.
- Dapat mengurangi latensi dan memungkinkan karyawan menjadi lebih produktif, salah satunya melalui pemanfaatan teknologi Internet of Things (IoT) terbaru yang menekankan pada fungsionalitas.
- Memungkinkan pemeliharaan peralatan dan mesin secara proaktif, memantau kinerja gedung dan aset, serta memastikan pemantauan keamanan CCTV secara real-time.
Secara keseluruhan, pengguna awal edge computing di Asia Pasifik melihat penurunan biaya TI dan
operasional yang berdampak terhadap peningkatan bisnis yang berkisar rata-rata 5-10
persen.
Komentar
Posting Komentar