Langsung ke konten utama

Workplace of the Future, Konsep Kantor Pintar Schneider Electric

 

kantor pintar Schneider Electric

Halo moms! Baru-baru ini aku habis berkunjung secara virtual ke salah satu kantor sebuah perusahaan global yang fokus dalam transformasi digital di pengelolaan energi dan otomasi industri. Tahu gak siapa? Yup, buat moms yang jawab Schneider Electric, jawabannya benar!

Jadi, hari Jumat (27/11/2020) lalu, Schneider Electric baru meresmikan kantor pintarnya di Cibis-9 Building, Jakarta Selatan. Peresmian kantor pintar ini merupakan bagian dari strategi transformasi digital perusahaan moms.

Baca juga: Selamat Datang Era Next-Generation Industry...

Dengan mengusung konsep “Workplace of the Future”, mulai dari desain dan arsitektur yang modern serta stylish hingga fasilitas yang disediakan dirancang untuk dapat memaksimalkan inovasi, kreativitas, serta partisipasi dan kolaborasi lintas generasi. Wiiiih keren!

Kantor dengan luas 2.300 meter persegi ini mengadopsi ruang kerja terbuka (open-plan office) dengan 30 persen dari luas kantor didedikasikan sebagai ruang kolaborasi yang memberikan fleksibilitas untuk meningkatkan produktivitas dan kolaborasi antarstaf.

Kantor pintar ini juga dilengkapi fasilitas Innovation Hub, yakni ruang demo produk dan solusi dari Schneider Electric, Live Data Center, dan terdapat 25 ruang pertemuan dengan kapasitas bervariasi dari 20-50 orang yang dapat mengakomodasi berbagai kebutuhan.

Baca juga: 5 Fokus Utama yang Harus Diperhatikan Penyedia Layanan Cloud dan Data Center

Selain itu, kantor pintar Schneider Electric menggunakan produk dan solusi miliknya sendiri, mulai dari produk yang saling terhubung,  seperti sensor, access control, dan PowerTag hingga teknologi EcoStruxure untuk memberikan solusi analitik prediktif terhadap pengelolaan dan konsumsi energi dari tiap ruangan.

Ruang data center di kantor pintar Schneider Electric

Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste Xavier Denoly menyampaikan, bagi Schneider Electric, tempat kerja merupakan wujud nyata dari nilai, merek, dan budaya yang dimiliki suatu perusahaan.

“Tempat kerja mencerminkan bagaimana kami bekerja sebagai individu dan sebagai sebuah tim. Tempat kerja juga menunjukkan cara kami berbisnis dan membangun hubungan dengan staf, klien, mitra, dan pemasok,” ujar Xavier.

Schneider Electric juga memanfaatkan solusi EcoStruxure IT, EcoStruxure Power, dan EcoStruxure Building di kantor pintarnya. Dengan berbagai teknologi tersebut, perusahaan dapat memonitor serta mengevaluasi pemakaian energi dan sirkulasi udara dari tiap ruangan.

Selain itu, perusahaan juga akan mendapatkan analisis yang komprehensif untuk pengelolaan energi lebih efektif dan efisien.

Lebih lanjut, untuk menambah kenyamanan para staf yang bekerja, kantor pintar ini memiliki ratusan titik pengisian daya dengan atau tanpa kabel dan kursi ergonomis untuk mendukung tiap postur tubuh serta melancarkan sistem sirkulasi tubuh.

Pasti nyaman banget ya moms...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghindari Kebakaran Rumah dengan Teknologi Smart Home

Hi moms! Momen pergantian tahun 2022 ke 2023 terasa berbeda dibandingkan perayaan dua tahun terakhir yang terbatas akibat pandemi Covid-19. Badan Kebijakan Transportasi (Baketrans) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi, potensi pergerakan masyarakat yang bepergian pada liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022 mencapai lebih dari 16 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 44,17 juta orang. Jumlah tersebut melonjak dua kal i lipat dibandingkan tahun lalu. Besarnya jumlah orang yang bepergian meninggalkan rumah menjadi perhatian khusus bagi keamanan tempat tinggal. Baca juga:  3 Hasil Penelitian Independen Schneider Electric Terkait Aksi Sustainability Industri Salah satu insiden yang kerap menjadi momok adalah kebakaran rumah. Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta mencatat, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, terdapat sekitar 8.004 peristiwa kebakaran di Jakarta. Distribution  Business Vice President of Schneider Electri

98 Persen Perusahaan Indonesia Telah Menetapkan Target Sustainability

Hi moms! Schneider Electric , p emimpin transformasi digital dalam pengelolaan energi dan automasi,   merilis hasil temuan  Survei Sustainability Tahunan  yang diselenggarakan di 9 negara di Asia,  meliputi Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Hasil survei tersebut menemukan 98 persen responden Indonesia menyatakan bahwa perusahaan mereka telah menetapkan target keberlanjutan ( sustainability ). Hanya saja, sebagian dari target yang dicanangkan merupakan target jangka pendek (kurang dari 4 tahun). Baca juga:  Elektrifikasi Jadi Solusi Sektor Tambang Mengurangi Jejak Karbon Meskipun hampir seluruh responden Indonesia sudah menetapkan target  sustainability , hanya 4 dari 10 pemimpin perusahaan yang menyatakan sudah melakukan aksi dan memiliki strategi  sustainability  yang komprehensif. Terlepas masih terdapat kesenjangan antara niat dan aksi, Indonesia termasuk negara yang memiliki tingkat kepercayaan yang sangat tinggi d

Elektrifikasi Jadi Solusi Sektor Tambang Mengurangi Jejak Karbon

Hi moms! Industri pertambangan memainkan peran penting dalam perekonomian global dan merupakan penggerak utama transisi energi global. Namun, sektor ini masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil, seperti solar, untuk menggerakkan peralatan dan operasinya. Industri pertambangan bertanggung jawab atas sekitar 4-7 persen emisi karbon global. Peralatan dan operasional bertenaga diesel menyumbang sebagian besar emisi ini. Data International Council on Mining and Metals (ICMM) menunjukkan, 30-80 persen emisi gas rumah kaca dihasilkan oleh sebuah tambang (tergantung pada geografi lokasi tambang dan material yang ditambang). Baca juga:  Schneider Electric Launching Sustainability School di Indonesia Meskipun demikian, sektor pertambangan memiliki peran vital dalam membangun dunia yang lebih berkelanjutan. Sebab, teknologi energi ramah lingkungan, seperti pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga angin, dan kendaraan listrik (EV) membutuhkan lebih banyak logam da